Dokumen 1998, Perjalanan Kelahiran Koalisi Perempuan Indoensia

KERANGKA ACUAN untuk PRA KONGGRES
KOALISI PEREMPUAN INDONESIA UNTUK KEADILAN DAN DEMOKRASI

28 – 29 Agustus 1998
Ruang Pamor, Gedung Yayasan Bina Pembangunan,
Jln. Pejaten Raya 5-E (sebelah kantor redaksi “Republika”), Jakarta Selatan

Bagian I : Latar Belakang
Landasan Pemikiran
Tujuan Pra Konggres
Butir-butir Pemikiran
Presentasi Makalah

Bagian II: Susunan Acara

LATARBELAKANG
Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi dibentuk pada 18 Mei
1998, sebagai respons terhadap desakan melakukan reformasi dalam segala bidang kehidupan masyarakat Indonesia. Koalisi Perempuan Indonesia memberi dukungan
sepenuhnya kepada aksi damai mahasiswa Indonesia yang menuntut reformasi, dan menjadi salah satu pihak pertama yang menuntut Suharto turun dan diadili atas
kesalahan-kesalahannya selama menyelenggarakan kepemimpinan Indonesia.

Sejak dibentuk, Koalisi Perempuan telah melakukan sekian kegiatan yang merespons
berbagai masalah yang muncul dalam masyarakat dalam bidang ekonomi, sosial,
politik.
Kegiatan-kegiatan itu antara lain, mengeluarkan berbagai pernyataan politik,
menggelar demonstrasi, melangsungkan dialog publik, mendukung dilaksanakannya
Doa Perempuan, Kaulan Perempuan, dan menggalang kerjasama dengan lembaga-lembaga
lain, e.g. Komisi Nasional Hak-hak Asasi Manusia (KomNas HAM), Koalisi Gerakan
Demokrasi, Muslimat NU, Forum Masyarakat Anti Kekerasan Yogyakarta.

Setelah tiga bulan hadir dan berkiprah, kini dirasa perlu adanya konsolidasi
kelembagaan menyangkut empat unsur organisasi:

1. Prinsip dasar dan substansi Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan
Demokrasi
2. Struktur organisasi
3. Peran yang direncanakan untuk dimainkan oleh organisasi dalam berkiprah
4. Strategi jangka pendek, menengah dan panjang

Untuk itu, kami di dalam Koalisi Perempuan Indonesia merasa perlunya secara
mendesak menyelenggarakan sebuah pra-konggres yang mengarah kepada
penyelenggaraan kongres yang lebih komprehensif dan terinci dalam tahun ini juga

LANDASAN PEMIKIRAN
Sebagai momentum, krisis yang melanda Indonesia serta alam reformasi yang
menyertainya memberi peluang bagi perempuan untuk menciptakan suatu wadah bagi
kepentingan perempuan maupun rakyat yang selama ini terabaikan. Tahun 1998 saat
yang baik untuk melakukan konsolidasi bagi kaum perempuan mengingat itu
merupakan ulangtahun ke-70 Konggres Perempuan Indonesia I yang mencetuskan
lahirnya Hari Kebangkitan Perempuan (yang kemudian direduksi menjadi Hari Ibu).

TUJUAN PRA KONGGRES
Mempersiapkan organisasi menuju Konggres Perempuan Indonesia lewat
1. Peletakkan prinsip-prinsip dasar Koalisi Perempuan Indonesia
2. Penentuan bentuk organisasi yang paling ideal
3. Penentuan syarat keanggotaan
4. Pengidentifikasian tujuan dan strategi organisasi
5. Pengidentifikasian program organisasi

BUTIR-BUTIR PEMIKIRAN:
Sejak dibentuk, kiprah Koalisi Perempuan Indonesia berpijak pada prinsip-prinsip
masyarakat yang egaliter, adil, dan demokratis, dan tidak melakukan diskriminasi
berdasarkan gender, kelas, agama, ras, suku, etnisitas, dan profesi.

Koalisi Perempuan Indonesia tidak sektarian, dan tidak sekadar memperjuangkan
nasib dan kepentingan perempuan, melainkan kepentingan seluruh rakyat Indonesia
dengan perspektif gender dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, dan
hukum.

Koalisi Perempuan Indonesia percaya pada asas “Bhinneka Tunggal Ika”, karena
kemajemukan bangsa Indonesia adalah modal untuk memperjuangkan asas demokrasi.
Bertolak dari beberapa prinsip-prinsip dasar yang dijunjung, i.e. hak-hak asasi
manusia, persamaan hak gender, universalitas dari hak-hak ekonomi, sosial,
politik dari semua warga negara, Koalisi Perempuan membayangkan setiap individu
atau kelompok tetap harus bisa mempertahankan otonomi dan bebas mengekspresikan
aspirasi dan kepentingan masing-masing.

Berikut beberapa ide yang bisa dipertimbangkan untuk merumuskan

Prinsip Dasar:
– Demokrasi tanpa perempuan bukanlah demokrasi
– Perempuan adalah kelompok sosial terbesar (di atas 50%), dan mewakili kepingan
konstituensi sangat besar (57%), tetapi tidak terwakili dalam berbagai lembaga
sosial-politik
– Perempuan dan perspektif perempuan merupakan alat ampuh untuk melakukan
transformasi sosial

Struktur Organisasi:
– Tidak hirarkis, dalam bentuk organisasi yang demokratis (misalnya presidium)
dan longgar (federasi, organisasi payung), dan fleksibel dalam pembagian tugas
yang sesuai dengan kecendrungan, bidang, dan keahlian masing-masing anggota,
baik sebagai organisasi maupun individu.
– Mencerminkan kemajemukan anggotanya serta masyarakat Indonesia, sekaligus
menangani berbagai aspek dari krisis yang sedang dihadapi, yang berkemungkinan
akan berlangsung untuk waktu yang lama (menurut perkiraan sementara
ekonom sedikitnya 12 tahun).

Peran organisasi:
– Sebagai think-tank dan pusat dokumentasi pemikiran dan kegiatan perempuan
– Sebagai kelompok lobby untuk advokasi ke pada berbagai lembaga pengambil
keputusan, baik pemerintah maupun non-pemerintah, di dalam dan di luar
negeri
– Sebagai wadah dan platform bagi kepentingan perempuan khususnya, dan rakyat
pada umumnya

Strategi:
– Melakukan program-program peningkatan kesadaran (“consciousness-raising”)
mengenai isu2 gender dan pentingnya partisipasi politik untuk kepentingan
perempuan dan rakyat
– Merancang dan melaksanakan program-program pendidikan, pelatihan dan kampanye
dalam bidang politik, gender-sensitivity, dan kebebasan berekspresi.
– Merumuskan pola-pola “mainstreaming” bertolak dari prinsip non-sektarian, yang
diharapkan akan melahirkan iklim kondusif bagi perempuan untuk masuk ke dalam berbagai
wilayah dan sektor masyarakat, pemerintah maupun non-pemerintah.
Dengan cara inilah diciptakan sebuah gerakan perempuan(women’s movement) yang
sesungguhnya.
– Mempertahankan independensi: Dalam ‘kancah politik’ Orde Baru dikenal hanya
lembaga pemerintah, partai politik (yang selama ini dikontrol oleh Pemerintah),
dan LSM/ormas yang cenderung marjinal atau dimarjinalkan dan dikontrol. Posisi
Koalisi Perempuan Indonesia lain, yakni lebih sebagai mediator yang independen
antara lembaga pemerintah, LSM/ormas, dan rakyat.

PRESENTASI MAKALAH:
Koalisi Perempuan Indonesia mempunyai lima bidang kelompok kerja yang akan
mempresentasikan pemikiran untuk dijadikan bahan diskusi pleno dan kelompok
perumus. Pokja-pokja itu sbb:

– Pokja Bentuk Pemerintahan (presenter: Agung Putri, Chusnul Mar’iyah)
– Pokja Perubahan Struktural (presenter: Kamala Candrakirana, Myra Diarsi)
– Pokja Bentuk Institusional (presenter: Nori Andriyani, Nursjahbani
Katjasungkana)
– Pokja Penggalangan Massa (presenter: Tati Krisnawati, Yenny Rosa Damayanti,
Ratna Bataramunti)

SUSUNAN ACARA:
Hari I – Jumat, 28/8/98
08.00 – 08.30 : Registrasi peserta
08.30 : Hadirin mengambil tempat/sambutan selamat datang
08.35 – 08.50 : Sambutan Kunci oleh Nursjahbani Katjasungkana
08.50 – 09.00 : Doa Perempuan Antar Iman oleh Lies Marcoes
09.00 – 10.30 : Presentasi BENTUK PEMERINTAHAN:
Agung Putri
Chusnul Mar’iyah
Moderator: Debra H. Yatim
Rapporteur: Umi Lasmina & Sri Wiyanti (Iyik)
10.30 – 10.45 : Rehat Kopi
10.45 – 12.30 : Diskusi
12.30 – 13.30 : Istirahat Sholat/Meditasi dsb.
Makan Siang
13.30 – 13.40 : Presentasi RAPPORTEUR SESSI I
13.40 – 15.10 : Presentasi PERUBAHAN STRUKTURAL
Kamala Candrakirana
Myra Diarsi
Moderator: Edriana
Rapporteur: Titi Suntoro & Chatarina Dwihastarini
15.10 – 15.30 : Rehat Kopi
15.30 – 17.15 : Diskusi
17.15 – 17.25 : Istirahat Kecil
17.25 – 17.35 : Presentasi RAPPORTEUR SESSI II
17.35 – 19.00 : Diskusi Kelompok dan Perangkuman
dipimpin oleh: Sukarelawan pilihan peserta
19.00 – : Makan Malam
Bubar

Hari II – Sabtu, 29/8/98
08.30 : Hadirin mengambil tempat
08.35 – 09.35 : Presentasi Rangkuman Hasil Diskusi Kelompok
Bentuk Pemerintahan oleh: Sukarelawan
Perubahan Struktural oleh: Sukarelawan
09.35 – 11.00 : Presentasi BENTUK INSTITUSIONAL
Nursjahbani Katjasungkana
Nori Andriyani
Moderator: Cut Zahara
Rapporteur: Nur Amalia (Nunung) & Ruth Indiah Rahayu
11.00 – 11.15 : Rehat Kopi
11.15 – 12.30 : Diskusi
12.30 – 13.30 : Istirahat Sholat/Meditasi dsb.
Makan Siang
13.30 – 13.40 : Presentasi RAPPORTEUR SESSI III
13.40 – 15.10 : Presentasi PENGGALANGAN MASSA
Tati Krisnawati
Yenny Rosa Damayanti
Ratna Bataramunti
Moderator: Apong Herlina
Rapporteur: Maria Pakpahan & Arimbi
15.10 – 15.30 : Rehat Kopi
15.30 – 17.15 : Diskusi
17.15 – 17.25 : Istirahat Kecil
17.25 – 17.35 : Presentasi RAPPORTEUR SESSI IV
17.35 – 19.00 : Diskusi Kelompok dan Perangkuman
19.00 – 20.00 : Makan Malam
20.00 – 21.00 : Presentasi Hasil Diskusi Kelompok
Bentuk Institusional oleh: Sukarelawan
Penggalangan Massa oleh Sukarelawan
21.00 – 21.10 : Doa Perempuan Penutupan oleh Sukarelawan

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Blog at WordPress.com.

Up ↑

%d bloggers like this: