Rakyat Indonesia pada umumnya kini dirundung kesedihan. Kesedihan yang disebabkan ketidak beresan dari Pimpinan dan Pemerintah. Ketidak beresan pemerintahan yang membuat rakyat tetap harus melindungi dirinya sendiri, mencari makan dan berusaha sendiri, semua dilakukan sendiri oleh rakyat Indonesia.
Padahal seharusnya Rakyat itu dilayani dan dilindungi oleh Pemerintah, oleh Negara. Rakyat seharusnya dibuat bahagia oleh Pemimpinannya. Pada masalalu, paling tidak saat Soekarno mulai menjadi pemimpin, pemerintah adalah pihak yang siap menderita.
Pada masalalu yang lebih lama, Pemimpin adalah Raja yang mengemban tugas dari Sang Maha Kuasa. Sehingga pada saat itu, Raja mempunyai keistimewaan untuk menyampaikan Titah dari Sang Maha Kuasa/Batara/Dewa yang menitis padanya. Pada saat itu rakyat pun mengetahui bahwa Raja/Ratu mereka adalah titisan Dewa/Batara, jadi memang pada saat Menyembah Raja, hal tersebut bukanlah yang sekarang dianggap feodal, aristokrat. Rakyat menyembah Hyang Maha Kuasa.
Pada masalalu memang menjadi Pemimpin bukanlah menjadi urusan rakyat. Pemimpin adalah mereka yang Mampu Menerima/ mendapatkan Wahyu keprabon karena laku prihatinnya, sehingga Pemimpin memang diAtur oleh Hyang Maha Kuasa. Pada titik ini Hyang Maha Kuasa adalah pemegang tunggal dari Keputusan mengenai siapa yang layak memimpin dan wajib menjadi pemimpin untuk tujuan Yang Baik kesejahteraan Rakyatnya.
Namun disamping itu semua, dunia kini telah dalam kondisi yang luar biasa Semrawut yang telah dinyatakan oleh Bung Karno: krisisnya semua bidang. Ekonomi, budaya, politik dan moral.
Kondisi Indonesia kini memang telah disuratkan oleh Hyang Maha Kuasa, yang merupakan bagian dari karma sebagai bangsa. Karma atas apa yang dilakukan Leluhur. Mengapa seakan kesalahan leluhur dahulu, rakyat Indonesia kini menanggung. Bangsa Indonesia umumnya bangsa yang beragama, teman saya seorang muslim berkata di AlQuran ada banyak ayat yang menyebutkan tentang reikarnasi, mereka yang beragama lain mungkin punya pemahanan hampir sama atau beda.
Itulah sebabnya, ketahanan rakyat Indonesia luar biasa. Dibandingkan bangsa Eropa, atau Asialainnya. Tentunya ketahanan rakyat Indonesia untuk bertahan tetap hidup dan tidak terbawa kepada tindakan buruk yang parah (kejahatan yang luar biasa dsb) karena negeri Indonesia dijaga oleh Hyang Maha Kuasa. Hyang Maha Kuasa adalah yang mengatur para ghaib untuk membuat hidup berjalan sebagai mana kini. Tak ada kebaikan yang terjadi pada manusia bila tanpa campurtanganNya. Namun terus terang, pastinya Hyang Berkuasa tersebut adalah Hyang Berkuasa di Negeri Nuswantara ini, bukan di negeri lain.
Berhenti Mengeluh, Carilah Solusinya Disini pada Akarmu
Padamasalu, para Raja/Ratu adalah Yang Terpilih untuk menerima wahyu keprabon, dan kesanggupan menerima wahyu itu yang berarti siap menanggung laku prihatin sebagai penerima wahyu.
Para Raja/Ratu dimasalalu di Nuswantara memang adalah mereka yang terpilih dan bisa berkomunikasi dan menerima perintah langsung dari para Dewa/Batara. Wayang Purwa menceritakan tentang ini. Wayang adalah sejarah, dan Wayang Purwa Indonesia /Nuswantara adalah yang asli, India hanya mengikutinya. Itulah sebabnya wayang India tidak ada Semar, Petruk, Gareng, Togog.
Padahal Semar dan Batara Syiwa, serta Togo adalah Hyang dicipta oleh Hyang Wenang untuk menurunkan manusia , dan mengatur kehidupannya di bumi Arcapada, baca: JAGAD GUMELAR http://www.lakubecik.org link: Jagad Gumelar
http://www.lakubecik.org/index.php?option=com_content&view=article&id=9%3Ajagad-gumelar&catid=1%3Aartikel&Itemid=2
bersambung
Leave a Reply