Fakta Sejarah Disembunyikan: Semaun, Syafrudin Prawiranegara, Soedjatmoko

Fakta Sejarah dan Kebenaran Kejadian: Andil Para Tokoh Yang Disembunyikan

Sejarah Kelam Cendrung disembunyikan

Fakta sejarah adalah suatu kejadian yang dapat dilihat dari berbagai sisi pelaku, maupun saksi kejadian. Kejadian sejarah merupakan fakta masalalu, terjadi pada kurun waktu lampau. Di dalam masyarakat modern, sejarah seringkali dianggap sebagai cerita dan para pemenang para elit. Mungkin begitu adanya, sampai saat tertentu manusia di masa kini berani mendalami kejadian masalalu tanpa pretensi apa-apa, kecuali melihatnya sebagai kejadian masalalu yang sudah terjadi di konteks dan jamannya. Ada sejarah kelam. Terjadi dimanapun, Amerika Serikat, Canada, Australia juga kini mulai menguak sejarah kelamnya dengan suku asli Indian, Aborigin/Maori. Bangsa kolonialis dan penduduk asli.

Di Indonesia sejarah hitam antar bangsa sendiri. Baik pada masa modern Kemerdekaan maupun jauh sebelum negara modern belum terbentuk, sejarah kerajan-kerajaan Nusantara juga diwarnai cerita kelam perebutan kekuasaan. Banyak cerita sejarah hitam tak diceritakan kepada publik secara resmi melalui pelajaran sejarah. Ada berbagai alasan sah menurut penguasa tentang hal ini, salah satunya stabilitas keamanan, menghindari dendam dan kebencian. Orde Baru pernah melarang beredarnya buku karya Slamet Mulyana Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara yang menceritakan bagaimana masuknya Islam ke Nusantara. Ada fakta lain selain yang diajarkan pada siswa SDN pada tahun 1980an bahwa Islam masuk ke Nusantara secara damai.

Dibandingkan sejarah negeri modern lain di Asia, Indonesia memiliki sejarah Panjang yang hampir hilang dari jangkauan untuk ditelusuri, diakui dan diminati masyarakat kini. Sejarah pada masa sebelum kolonial Belanda, hampir tak dapat diketahui secara baik dan lurus bagi para pelajar tingkat SD, SMP, SMA. Kebesaran kerajaan-kerajaan Majapahit, Sriwijaya belum dapat dipaparkan secara akurat dalam konteks pembuktian material, sisa peninggalan artefak maupun arkeologinya. Meskipun secara konsensus para pendiri Negara modern Indonesia mengakuinya, sebagaimana ditemui dalam perumusan Dasar Negara dan UUD 1945 dalam sidand BPUPKI Mei-Agustus 1945. Sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 11 Juli 1945 menyepakati bahwa wilayah Indonesia meliputi: a. Eks Hindia Belanda; b. Malaya; c.Borneo Utara; d.Papua, dan e. Timor Portugis dan semua pulau-pulau kecil sekeliling dari pulau pada huruf a sampai dengan e.[1]

Meskipun begitu, keterkaitan dan ikatan antar pulau-pulau di Nusantara masih dapat ditelusuri kini, dalam buku-buku sejarah lokal yang mengambil sumber dari sejarah lisan. Di berbagai tempat dapat juga ditemui artefak ataupun kegiatan budaya adat sehari-hari yang mirip ataupun perangkat kelengkapan rumah yang serupa dengan yang lainnya. Disamping kebesaran, keadilan dan kemakmuran pemerintahan pada masa jayanya kerajaan dan keratuan Nusantara, ada banyak kisah konflik dan perebutan kekuasaan. Fakta yang tidak sampaikan kepada pelajar. Padahal bilamanapun disampaikan dengan paparan dari berbagai sisi dan perspektif dapat memberikan gambaran yang baik sehingga penerimaan fakta sejarah akan lebih baik dan memperkaya pemahaman tentang hubungan-hubungan antar manusia.

Alhasil sejarah yang banyak disampaikan kepada publilk justru bersumber dari penelitian sejarah orang Belanda, bangsa Kolonialis, yang memiliki tujuan kepentingan mempertahankan penguasaannya di Nusantara. Tak heran yang diketahui warga banyak adalah tentang perang bubat antara Majapahit dan Galuh (Jawa dan Sunda) atau tentang Pembantaian suku Tionghoa di Batavia 1740. Tokoh yang mengkritik tentang penulisan sejarah Indonesia masih didominasi Belanda adalah Soedjatmoko, dari usahanya ini lahir An Introduction Indonesian Historiography  (terbit pertamakali tahun 1962) yang memuat tulisan tentang sejarah Indonesia tidak lagi ditulis semata-mata oleh bangsa Belanda.[2]  Melalui buku Historiografi ini, sejarawan dapat menelusuri jejak sejarah Indonesia melalui karya-karya yang tersebar dari berbagai sumber di tempat dipenjuru dunia, termasuk Soviet Rusia dan China. Buku ini dapat disebut sebagai satu dari berbagai sumbangsih Soedjatmoko bagi penelusuran perjalanan sejarah bangsa. Berbagai tulisannya hampir selalu memaparkan pentingnya kesadaran sejarah.

Transisi Kekuasaan Kolonial  yang Belum Tuntas

Di dalam perjalanan bernegara Indonesia, sebelum Indonesia merdeka, mereka yang berjuang melawan kolonial Belanda disebut sebagai kaum pergerakan, terjadi saat dimasa Pergerakan Nasional yaitu periode 1908-1928, Pergerakan Kemerdekaan 1928-1948, dan Revolusi Kemerdekaan -1958, Orde Lama/Demokrasi Liberal 1959- 1966, Orde Baru 1967-1998 dan Masa Reformasi 1999-  2004, -kini. Keenam periode ini melahirkan karakter perjuangannya sendiri. Cara berjuang, metode dan strategi, berbeda bila dibagi Dua Masa Besar, tujuannya sama Pertama: membebaskan Indonesia dari Penjajahan (Pembebasan Manusia dari Ketertindasan) 1908- 1958 dan Kedua: (Kesejahteraan dan Kesentosaan Bangsa).[3]

Pada periode Pertama Indonesia, sebagian bangsa Indonesia kalangan tertentu memulai mengenal diri sebagai manusia bebas, mengenali penjajahan. Kalangan manusia ini umumnya para terdidik dan priyayi. Konsep manusia bebas, penindasan, dan penjajahan dikenali dan dipahami melalui literatur bacaan yang bersumber dari barat (negeri penjajah). Teori-teori perlawanan terhadap penindasan dikenali dan dipelajari. Hingga memasuki awal kemerdekaan Indonesia wacana ini masih menguat dan mencari bentuknya. Sedangkan sebagai manusia Nusantara, transisi dari tradisional dan modern baik dalam bentuk pemerintahan maupun kehidupan sehari-hari belumlah dapat terjadi secara nyata dan merata.

Peraturan Pemerintah yang diterbitkan oleh Pemerintah Soekarno tentang hukum nasional meniadakan hukum adat.kerajaan dengan memberlakukannya UU No.1 tahun 1946 (KUHP berlaku di pulau Jawa dan Madura) dan dengan UU No.73 tahun 1958 KUHP berlaku diseluruh wilayah Indonesia. Artinya pada tahun 1958 segala peraturan dan kewenangan yang dimiliki oleh sistem pemerintahan lokal (kerajaan, kesultanan) tiada memiliki kekuatan dan kewenangan lagi. Undang-undang KUHP yang bersumber dari hukum kolonial Belanda tersebut hingga kini masih berlaku, praktek penegakan dan implementasi detail yang belum diatur dalam KUHP diatur lebih jauh dalam Undang-undang lainnya.

Bila dilihat secara kehidupan kebangsaan dan kenegaraan, KUHP yang menjadi pengatur denyut kehidupan Warga Negara Indonesia untuk teratur dan tertib saja masih menggunakan sumber hukum kolonial, apakah ini bukan menandakan transisi kekuasaan (ekpolsosbud) yang belum selesai? Periode Pertama Masa Besar Masa Transisi yang belum tuntas terjadi mungkin hingga kini. Pemerintahan modern tetapi pola pikir dan budaya tradisional masih melekat didalam kehidupan masyarakatnya.

Sejarah Kelam Pasca Indonesia Merdeka

Sebelum negara Indonesia mencapai tujuan Kedua, kesejateraan dan kesentosaan Bangsa,sisa-sisa dari tujuan perjuangan Satu masih belum tuntas. Kisah dan sejarahnya secara faktual tidak seluruhnya tersampaikan kepada publik. Sejarah berdarah dan kelam dilupakan, terutama pasca Indonesia merdeka, ketika kondisi masyarakat yang sejahtera masih jauh dari bayangan, sementara perjuangan mendapatkan kemerdekaan telah melalui pergorbanan tak sedikit, jiwa dan raga, materi rohani. Timbulan pemberontakan terhadap pemerintah yang sah, yang baru berjalan dan belum stabil.

Berbagai pemberontakan terjadim   pemberontakan PKI 1948 (jawa timur) membawa korban rakyat Indonesia, Pemberontakan PRRI 1958 (sumatera), Pemberontakan DITII (Jawa Barat, Aceh, Sulawesi, Kalimantan rentang tahun berbeda 1949-awal tahun 1960an). Masa terjadinya pemberontakan terjadi saat pembentukan pemerintahan yang belum dapat menjamin kenyamanan warga. Pemerintahan dan Politik yang dipilih sebagai bentuk negara modern (meninggalkan pemerintahan aristokrasi yang bersifat lokal tradisional kepada pemerintahan pusat (Ibu Kota Negara RI, dan Pemerintahan RI)  yang bersifat Nasional dan Modern). Disini pembebasan manusia dari ketertindasan masih menjadi topik yang hangat. Sudah merdeka namun belum sejahtera, apalagi Sentosa. Maka orang-orang atau tokoh politik/politisi, yang pada masa kolonial didominasi aristocrat, pada masa awal kemerdekaan pun sesungguhnya masih diwarnai oleh kalangan aristocrat/priyayi/ningrat namun telah memeluk pandangan barat tentang pembebasan manusia, persamaan manusia egaliter. Apabila pada masa kolonial aristocrat memegang kendali pemerintahan karena mendapat restu Belanda, maka politisi apakah dari kalangan priyayi atau bukan mulai merebut dan menguasai pemerintahan di awal kemerdekaan.

Bagi masyarakat kini, para pelajar yang life span-nya jauh dari berbagai peristiwa di atas, kurang informasi tentang uraian fakta dalam pelajaran sejarah resmi di sekolah, sehingga banyak hal tak diketahui generasi kini. Seakan semua tidak pernah terjadi. Padahal yang terjadi dalam rentetan hidup sejarah bangsa adalah pelajaran bagi masa depan. Disamping itu, ada fakta sejarah yang kurang disampaikan kepada publik, kepada masyarakat Indonesia. Sejarah yang terjadi pada masa pra kolonial maupun yang terjadi saat perjuangan melawan kolonial, serta di awal kemerdekaan.

Tulisan ini hendak mencoba memaparkan fakta sejarah perjuangan di masa kolonial belanda maupun saat awal kemerdekaan yang motornya adalah tokoh pusat. Fakta sejarahnya banyak tidak dimunculkan dan tidak disampaikan sebagai kebenaran kejadian, hanya karena pada priode tertentu tokoh-tokoh yang terlibat pernah atau diduga pernah terlibat dalam pemberontakan.

Pemberontakan memang kerap terjadi dijaman awal kemerdekaan. Hal ini dimungkinkan karena Kemerdekaan yang diharapkan membawa perubahan ke arah lebih baik bagi masyarakat belum mewujud. Sebagai suatu jembatan emas menuju masyarakat sentosa tampak masih jauh dan kelihatan tak mungkin. Mengapa? Di negeri kaya raya   Sumber daya alamnya seperti Indonesia negeri merdeka tak serta merta menjadikan rakyat sejahtera,

Berbagai pemberontakan melawan pemerintah pusat dan penumpasannya mau tak mau ada andil negara lain. Bagaimanapun fakta di dunia segala jenis persenjataan perang yang membutuhkan pasar adalah produsen senjata tersebut dan ada negara yg paling dominan dalam market itu.

Berbagai pemberontakan di atas tidak disampaikan dengan lengkap dalam buku-buku sejarah. Biasanya yang disampaikan pemberontak terjadi karena A, B, C tanpa menungkapkan berapa jumlah korban yang hilang, meninggal ataupun apa yang menjadi “bekas” “luka” karena terjadinya pemberontakan. Apakah disampaikan bahwa pemberontakan adalah perang antara sesama bangsa Indonesia. Bagaimana proses penyelesaian pemberontakannya. Bagaimana semua dapat ditelusuri dan diungkapkan dalam berbagai sisi.

Tak banyak yang tahu bagaimana Pemberontakan PRRI Permesta menimbulkan trauma mendalam bagi suku di Sumatera Barat, atau bagaimana masyarakat terpecah saat pemberontakan PKI di Madiun dan bagaimana peristiwa pemberontakan terhadap pemerintah kolonial Belanda yang dilakukan oleh serikat pekerja kereta api tidak banyak diketahui orang. Itulah penyembunyian sejarah kelam, yang melahirkan politik “kebencian” terhadap suatu kelompok atau golongan hingga kini masih bisa dipraktekkan, dan contoh tervalid adalah bagaimana dalam kurikulum pelajarah sejarah bahkan di perguruan tinggi tidak menampilkan fakta tentang tokoh-tokoh pusat yang memberi kontribusi bagi kemerdekaan dan pembangunan Indonesia.

Mari kita kembali ke fakta masalalu tentang Fakta Kebenaran perjuangan dan sumbangsih pelaku sejarah yang disembunyikan oleh tokoh pusat di dalam perjalanan bernegara.

Tokoh yang Andilnya “Disembunyikan”

Pemberontakan PRRI Semesta yang berpusat di Sumatera Barat 1958-1961 pembangkangan militer daerah dan dukungan tokoh pusat dan bantuan Amerika Serikat membuat partai yang terlibat Partai Sosialis Indonesia dan Masyumi dibubarkan.

Tokoh pusat yang terlibat telah mendapatkan hukuman, dan rakyat umum, maupun simpatisan telah banyak yang kehilangan nyawa,harta benda, dan trauma. Pada priode tertentu para tokoh itu, mungkin telah mengalami rehabilitasi dari pemerintah yang berkuasa, namun ketika informasi tentang sumbangsih dan andilnya bagi Negara tidak disampaikan kepada publik, khususnya masyarakat kini yang telah berjarak jauh dari kejadian dan peristiwa masalalu, apakah bukan berarti telah menghilangkan hak “pengetahuan” tentang sejarah bangsanya sendiri?

namun ketika informasi tentang sumbangsih dan andilnya bagi Negara tidak disampaikan kepada publik, khususnya masyarakat kini yang telah berjarak jauh dari kejadian dan peristiwa masalalu, apakah bukan berarti telah menghilangkan hak “pengetahuan” tentang sejarah bangsanya sendiri?

Disini hanya akan mengangkat 3 tokoh pusat yang dalam aktivitas perjuangannya telah ada sebelum Kemerdekaan Indonesia dan sesudah kemerdekaan, namun jejaknya dan sumbangsihnya  tidak tersampaikan karena probabilitas ada kaitannya dengan Parpol yang dibubarkan, yaitu Semaun, Soedjatmoko, Syafrudin Prawiranegara.

Semaun aktivis Sarekat Islam sejak remaja 1918, kemudian menjadi Pendiri PKI, pernah di penjara oleh kolonial Belanda karena tulisannya di media massa 1919, ketika menjadi aktivis buruh 1923 melakukan pemogokan buruh kereta melawan kolonial. Selama ditahan Belanda sempat menulis novel Hikayat Kadiroen terbit 1920, yang bercerita tentang kondisi masyarakat kolonial dari persfektif ketidakadilan warga terjajah, perlawanan kolonial yang cukup detail. [4]Ia menulis brosur berjudul Indonesia tahun 1940 yang tersebar luas. Menulis buku pelajaran bahasa Indonesia pertama untuk dipelajari di Uni Soviet/Rusia, saat di Uni Soviet dipercaya menjadi anggota Comitern Uni Soviet menjadi Ketua Badan Pembangunan Turkmenistan. Kembali  ke Indonesia tidak lagi aktif dalam PKI (karena menurutnya berbeda arah), bekerja di kantor pemerintah menjadi Wakil Ketua Bapekan (Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara) yang diketuai Sultan Hamengkubuwono IX, pernah mengajar ekonomi di Universitas Pajajaran dan mendapat gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Pajajaran. Keluarganya di Curahmalang Mojokerto pada saat terjadinya G30SPKI habis dibunuh. Semaun sendiri meninggal dunia 1971 dalam Islam, dimakamkan di makam keluarga di Pasuruan Jawa Timur.

Syafrudin Prawiranegara:Pada masa mahasiswa menulis tentang seorang Belanda Prof. Eggens yang telah menghina bahasa Indonesia sebagai bahasa rendah, Een Holandse Kwajongen (Seorang Belanda yang Bergajul dan Bodoh). Menjadi satu-satunya Warga Negara Indonesia yang menjadi Presiden De Javasche Bank (1951-1953) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) pertama (1953-1958) sebagai hasil dari nasionalisasi DJB.  Ketua (semacam presiden) Pemerintah Darurat Republik Indonesia PDRI di Sumatera Bart saat Presiden Soekarno dalam tahanan Belanda 1948. Tahun 2011 dianugrahi gelar Pahlawan Nasional.

Soedjatmoko salah satu delegasi Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan penuh di PBB 1947 ketika Agresi Militer Belanda, di AS aktif mencitrakan Revolusi Kemerdekaan Indonesia kepada gerakan perempuan dan universitas, turut menyiapkan pendirian kedutaan Inggris dan Amerika awal Kemerdekaan Indonesia, sebagai jurnalis di Deplu sangat berperan pada masa awal kemerdekaan memberitakan fakta perjuangan Indonesia kepada dunia internasional. Pernah menjadi anggota DPR/Konstituante, menjadi Duta Besar Amerika Serikat 1968-1971, menjadi Rektor United Nations University 1980-1987, Menerima RamonMagsaysay Award 1978 untuk Peace and Internasional Understanding (PIU), Asia Society Award (1985), dan Universities Field Staff International Award for Distinguished Service to the Advancement of International Understanding (1986) dan dari Negara Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma 2017. Tahun yang akan 2022 akan menjadi peringatan 100 Tahun Soejatmoko, rencananya informasi dari keluarganya, akan dihelat berbagai kegiatan untuk membumikan kembali pemikiran Soedjatmoko kepada generasi kini.

Soedjatmoko merupakan salah seorang yang Bung Karno telah “melihat” masa depannya, ketika kepada mahasiswa yang mengantarnya seusai rapat di Cikini 71 tahun 1944, berkata,” Soedjatmoko dan Soedarpo itu nanti menjadi orang besar” (Pergumulan Seorang Intelektual, biografi Soedjatmoko dikutip dari Rosihan Anwar., Soedarpo Sostrosatomo, Suatu Biografi 2001). Soedjatmoko adalah tokoh yang terlibat dalam pemerintahan Soekarno dan Soeharto, dan pernah berkomunikasi dengan Semaun (saat di Moskow tahun 1950an) dan Syafrudin Prawiranegara (saat menjadi anggota USI Unitas Studiosorum Indonesiensis).

(Waktu awal kuliah, mengetahui bahwa PKI didirikan oleh orang dari Sarekat Islam, penulis agak kaget juga 🙂 , jaman Orba ) @umilasminah

Soedjatmoko usia 25tahun, paling kiri dibelakang Syahrir, Dewan Keamanan PBB 1947.
Semaun, dari Sarekat Islam mendirikan Partai Komunis Indonesia

[1] S.Silalahi, M.A., Dasar-dasar Indonesia Merdeka versi Para Pendiri Bangsa, Gramedia.,2001., hal.236.

[2] Soedjatmoko, An Introduction to Indonesian Historiography– Equinox Publishing (edisi 2006), hal xiii

[3] Periodesasi Sejarah Indonesia yang umum terbagi sebagai mana disebutkan diatas antaralain disampaikan oleh AK Pringgodigdo.; Kuntowijoyo, 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,; Nugroho Notosusanto-Sartono Kartodirjo dalam buku Sejaran Nasional Indonesia Jilid V

[4] Semaoen., Kadiroen, penerbit Bentang 2000

Syafrudin Prawiranegara

Novel tentang Budak Jawa di Afrika masa Kolonial

Membaca novel adalah pengembaraan visual yang dibantu teks, kata-kata pemomongnya, yaitu penulis novel. Sebagai feminis, saya suka membaca novel karya perempuan, terutama yang jelas tuturan visualisasi dengan deskriptif dan narasi yang penuh rasa emosi. Termasuk novel Sapaan Sang Giri (SSG). Tak banyak novel perempuan Indonesia yang saya baca akhir-akhir ini,  malahan  baru baru ini baca novel jadul Chandrakirana karya Ajip Rosidi.

Novel Sapaan Sang Giri (SSG) ini merupakan karya debut Isna Marifa. Saya merekomendasikan perempuan yang suka dengan novel berbahasa puitis, dan narasi indah mendeskripsi lingkungan alam yang penuh imaji visual, dan tentunya bercerita juga tentang kekayaan pengalaman perempuan dalam kehidupan domestik, terisolasi.

Novel SSG bercerita tentang pengalaman orang-orang yang dengan narasinya: yang harus pergi jauh meninggalkan daerah asal karena dijual sebagai budak  Parto dan Wulan, dan orang-orang yang ditinggalkannya ayah Parto, Wage, yang juga menarasikan istrinya Sulastri. Novel ini dominan narasi perempuan, selain Wulan yang mendapat tempat 11 kali bercerita, perempuan sendiri merupakan konsep. Sama seperti ibu, perempuan adalah kata kerja.

Novel Sapaan Sang Giri (SSG) ini merupakan karya debut Isna Marifa. Saya merekomendasikan perempuan yang suka dengan novel berbahasa puitis, dan narasi indah mendeskripsi lingkungan alam yang penuh imaji visual, dan tentunya bercerita juga tentang kekayaan pengalaman perempuan dalam kehidupan domestik, terisolasi.
Judul: Sapaan Sang Giri Sebuah Novel
Oleh: Isna Marifa,
Penerbit Ombak Yogyakarta 2020, 210 halaman

 Peristiwa perbudakan digambarkan terjadi pada abad ke 18 di tanah Jawa, ketika seorang kehilangan kekuasaan atas dirinya karena jerat lintah darat,  seakan alam turut andil mengkondisikannya dengan banjir yang jadi penyebab tak ada panen.  

Perjalanan bapak dan anak dibuka oleh suara hati Wulan.  Parto sebagai budak, dan Wulan anaknya yang ikut sejak usia 10 tahun, dan  yang harus bertahan hidup di kapal laut selama berbulan-bulan, untuk tiba di Afrika Selatan. Banyak yang tidak selamat didalam perjalanan meninggal dunia, diantaranya Yu Mirah, suaminya sakit di dalam perjalanan dan dibuang ke laut, yang trauma sehingga tak banyak bicara. Novel ini bisa dibilang berani, karena bagi  Anda yang berharap sesuatu yang happy ending akan nyesek, bagaimana menjemput ajalnya dipaparkan secara sederhana. Sebagai penggemar cerita happy ending, saya harusnya tidak suka, tapi karena balutan kental budaya asli Nuswantara, dan bagaimana rasionalitas kekerasan terhadap perempuan ditampilkan dengan halus, saya benar merekomendasi ini. Di akhir novel memang agak melambat… karena anti klimak.

Narasi Perempuan

Tertarik membaca karena judulnya, kata-kata Giri, yang dalam bahasa Sangsekerta berarti Gunung.  Sapaan Sang Giri memulai ceritanya kalimat-kalimat prosa dari Wulan, yang sedang dalam perjalanan di kapal laut. Bayangan imaji desa yang indah hingga air bah menghentikan tawa. Membaca novel ini asyiknya, walaupun berbeda dan berbagai perspektif, kita akan memahami masing-masing cerita yang dicurahkan tokohnya, juga tentang tokoh lain di alur kisah.

Wulan dan Parto sebagai tokoh utama yang harus pergi ke Afrika Selatan sebagai budak belanda bernama Baas. Parto bukan budak biasa, ia masih merasa lebih beruntung, karena memiliki keahlian sebagai tukang kayu, juga mengukir. Sejak ketibaannya di Afrika sebagai hingga akhirnya pada suatu masa berpindah dari perkebunan Baas dan tinggal dengan cucunya, hingga menjelang ajal kerinduan pada tanah Jawa tak pernah berhenti.

Sejarawan yang ingin menggali peristiwa masalalu pasti akan tertarik membaca SSG terutama yang tertarik pada peristiwa orang biasa bukan tokoh terkenal atau elit politik. Fakta perbudakan ditampilkan secara tuturan yang runut dan rapi. Dimana Anda bisa “menyaksikan” jual beli dan transaksi perbudakan. Bagaimana kondisi budak. Bagaimana pembeli. Bahwa orang Jawa dapat menjadi budak, bahkan aristokrat dapat menjadi tidak bebas (meskipun bukan budak). Realitas ketidakbebasan tak hanya terjadi pada budak. Mereka yang melawan pemerintah kolonial akan menemui risiko dipenjara, dibuang jauh ke negeri seberang. Itu pun ketika akhirnya bebas sebagai budak pembuktiannya harus dengan surat berbahasa belanda.

Buku ini memaparkan hubungan antara sesama manusia yang terperangkap dalam perbudakan dan harus tinggal bersama di kebun, Parto, Wulan, Bu Ning, Diman, Ahmad, Bejo, Nengah, Yu Mirah orang Jawa yang bercampur dengan Koki dari Bengal, pekerja dari Afrika, Reen anak perempuan dari suku Khoikhoi teman bermain Wulan, orang belanda pemilik budak, pembeli budak, pengawas Kneckt, perempuan belanda istri Baas anak belanda Olivia dan Mary, yang semuanya saling berkelindan dalam penyatuan dan kertepisahan yang hampir serentak, karena kendala bahasa. Tempat ini dikenal dengan  Tanjung Harapan (kini CapeTown).

Perbudakan adalah anak kolonialisme. Melebihi penindasan manusia atas manusia lain. Budak bukan manusia dia adalah barang yang bisa dipakai, dijual belikan oleh Pemiliknya. Di perkebunan apapun bisa terjadi pada budak, tak ada hukum yang melindunginya. Di dalam kisah SSG kita akan menemukan terjadinya modul kekerasan seksual, khususnya eksploitasi seksual. Dimana dalam RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, Eksploitasi Seksual[*]  

Pengalaman perempuan sangat nyata digambarkan oleh Wulan. Sebagai anak  usia 10 tahun, Ibu meninggal maka kehidupannya ditentukan oleh orang dewasa. Ikutlah ke Afrika. Di dalam kapal ada perempuan Jawa Bu Ning, juga berangkat sebagai budak. Kesehariannya sebagai perempuan Jawa menjalankan tradisi kejawen dipaparkan Wulan, dengan indah “Nduk kembang kenanga mengingatkan kita supaya mencari kearifan leluhur, dan menghargai warisan mereka. Walaupun kita jauh dari leluhur, Wulan kamu harus selalu mengingat cara-cara mereka” . Disinilah penyelaman penulis untuk menjadikan penting pengalaman perempuan yang dari jaman ke jaman taken for granted. Semua pengalaman Wulan dari masih anak-anak hingga dewasa menikah dan melahirkan penting, dan dengan renyahnya Wulan bertutur ketika belajar bekerja:

”Yu Mirah…

Dia ajarkan aku lipat serbet kain,

usap pisau garpu perak sampai berkilap…

agar isti Baas tidak membentak,

 Dan terpenting ajarannya.

Bagaimana kerja tanpa sedikit pun bersuara.

Bak hantu gentayangan.”


Kehidupan Wulan dari remaja digambarkan melalui perlakuan dari Bu Ning. Secara pribadi pun dia mengalami perubahan reaksi atas sikap dari perhatian pekerja musiman perkebunan laki-laki dari Afrika Barat,  Afdei laki-laki yang suka bersain gendang.

Alur selanjutnya yang menjadi bagian kehidupan perempuan sehari-hari digambarkan dari pengobatan herbal untuk mengobati Wulan yang batuk karena musim dingin. Bu Ning diajari membuat ramuan obat herbal dari rebusan tanam-tanaman,  pembuatannya oleh ibunda Reen, anak suku asli Khoikhoi, yang menjadi teman Wulan. Lalu Wulan hamil dari eksploitasi seksual, lahir anak Abimanyu, anak yang tak terlalu diharapkan, sempat coba dibuang namun gagal. Namun anak itu melindunginya dari pelaku kekerasan. Menikah dengan lalu hamil. Kehamilan kedua perempuan, dinamainya Restu, buah pernikahan dengan Ahmad orang Jawa di perkebunan. Wulau juga memaparkan tanda yang biasa dirasakan ibu hamil bila anak yang dikandungannya perempuan, makan di perutnya tak terlalu dirasa banyak gerak, tak terlalu banyak makan (rakus kalau ibu-ibu menyebutnya), dan si ibu suka berdandan, rapi.  Sementara anak yang dikandung laki-laki berbeda. Diantara siklus hidup itu semua, Bu Ning hadir dengan tradisi Jawanya. Nujubulanan, kembang setaman dan menyan. Walau jauh di Afrika sana, lantunan tembang macapat menjadi bagian Wulan.      

Kampung Halaman dan Jalan Hidup Manusia

Sapaan Sang Giri adalah kisah keluarga Wage Wage di Jawa, dan anaknya  Parto dan Wulan cucunya di Afrika, dalam rentang tahun 1751-1791. Suara para tokoh yang secara umum penuh kepedihan dan keprihatinan. Kerinduan pada kampung halaman. Jelas disampaikan ketika baru tiba, Wulan sudah minta pulang. Namun ada juga kegembiraan budak-budak Jawa di perkebunan ini. Ketika tradisi pernikahan dilaksanakan di tanah Afrika. Makanan, tatacara adat istiadat menjelang nikah, serasa di tanah Jawa.

Namun di tanah Jawa, yang ditinggalkan kekelaman lebih dalam. Dari Wage kita membaca penantian dan harapan anak dan cucunya pulang kampung dinantikan selalu. Bahkan diadakan doa dan kenduri. Tak ada hasil, tak jua ada pedati tiba. Bahkan pembaca akan terenyuh lebih dalam dengan kepergian nenek Wulan, Sulastri.

Secara garis besar novel ini merengkuh nilai Jawa dalam kehidupan dimanapun, Nrimo, Ikhlas. Terutama ketika sudah terjadi. Sehingga Parto pun akhirnya menerima gunung batu layaknya Gunung-gunung di Jawa. Rasa syukur selalu ada, bahkan ketika pada akhirnya harus kehilangan orang-orang kinasih.  Tulisan ini tak bermaksud memberikan spoiler bagi pembaca. Secara struktur kisahnya rapi terjalin. Ada jalan yang tidak diketahui manusia, ada kehilangan, lalu kembali bertemu dalam keterlambatan. Ada sisipan kisah politik perpecahan ningrat Jawa saat pembagian keraton Surakarta dan Yogyakarta, ningrat dari berbagai wilayah Nusantara yang yang dibuang ke Afrika. Ada kesetiaan doa, ada rebound. Yang pasti novel ini berani, berani mematikan tokoh utamanya tanpa kita sedih larun dalam kedukaan mendalam. Novel ini adalah novel menceritakan nilai kemanusiaan, yang universal dan yang personal. Universal manakala diantara manusai berbeda bangsa, suku adat istiadat dapat hidup dalam harmoni kebersamaan. Personal kita mendapati segala rasa, meski yang terkuat adalah penyesalan, semua tokohnya.

[*] Ekspoitasi Seksual: Eksploitasi seksual adalah tindakan seseorang yang memiliki kekuasaan dan/atau posisi terhadap akses, kontrol, manfaat terhadap sumber daya, menggunakan kekuasaan dan/atau posisinya tersebut untuk melakukan tindakan seksual dengan seseorang yang tidak memiliki kekuasaan atau yang bergantung padanya untuk mendapatkan sumberdaya, atau semata-mata untuk keuntungan/pemenuhan seksual pelaku. (JKP3 Jaringan Kerja Prolegnas Pro Perempuan)

Patriarki: Timnas Sepakbola Putri Indonesia lolos Kualifikasi Piala Asia 2022, Minim Berita

Patriarki

Patriarki adalah ideology dan mewujud dalam sistem sosial dimana laki-laki memegang peran utama dan kekuasaan sehingga dalam prakteknya diseluruh bidang kehidupan manusia laki-laki mendominasi, menguasai, menentukan dan memutuskan segala hal. Kepemimpinan politik, kepemimpinan agama, hukum, maupun budaya semua dalam kontrol kuasa dari laki-laki, bahkan dunia spiritual dan moral pun dalam cengkraman laki-laki. Laki-laki disini tidak terbatas pada manusia berjenis kelamin, sangat mungkin perempuan yang mengadopsi ideologi dan sistem patriarki sehingga menjadi alat kekuasaan patriarki bahkan melanggengkan patiarki. Sebagaiman disampaikan oleh Kamla Bashin “”I know enough women wo are totally patriarchal, who are totally anti-women; who do nasty things to other women, and I have known men who have worked for women’s rights their whole life. Feminism is not biological: feminism is ideology”. Secara konsensus patriarchy ideology hanya bisa dilawan dengan ideologi feminis. Ideologi feminis sendiri tidak tunggal, ada banyak cabang dan bentuknya, lahir secara beriringan dengan bentuk penidasan patriarki.

Secara global feminisme lahir dan dikembangkan dalam dunia akademik di barat (baca eropa utara dan amerika utara) lalu berkembang dan menjadi bagian perjuangan gerakan yang berjalan bersama pembelaan hak asasi manusia. Sebagai sistem dan ideologi, praktek dan wujud sehari-hari patriarki terjadi dalam semua bidang kehidupan primer maupun sekunder manusia, publik dan private termasuk dalam bidang olah raga yang tak lagi bersifat sekunder namun juga primer untuk kesentosaan manusia. Sejak Indonesia merdeka olah raga menjadi bagian penting nasionalisme ketika kompetisi seiring berjalan dengan identitas negara. Akan tetapi pertumbuhan akan menguatnya nasionalise tak sejalan dengan penghapusan penindasan patriarki yang terjadi dan berjalan bersamaan. Hal inilah yang menjadikan keterpurukan perempuan karena seksisme dalam dunia olahraga di tanah air hampir tak mendapat perhatian media. Yang paling sederhana adalah prestasi nasional dibidang sepakbola Timnas Putri lolos Kualifikasi Piala Asia 2022 luput dari perhatian media nasional. Sebelum memasuki topik utama, berikut ini adalah bagaimana patriarki mewujud dalam kehidupan sehari-hari, dan bagaimana perempuan seringkali turut serta menjadi agen patriarki ketika tetap mengadopsi prakteknya dan tidak merasa, atau tidak peka atas seksisme yang sedang terjadi dan dialami oleh perempuan.

Contohnya yang baru-baru ini terjadi di Amerika Serikat ada pelatih tim club sepakbola perempuan nasional (dalam NWSL National Women Soccer League; soccer adalah sepakbola dalam bahasa Inggris Amerika Serikat) yang membully dan melecehkan para pemainnya. Sudah dilaporkan, termasuk diantara yang menerima laporan atau mengetahuinya adalah perempuan, tetap saja diam hingga akhirnya terkuak jumlah korban yang lebih dari satu orang, dan yang lebih parah tentu kasus Larry Nassar bertahun-tahun terjadi akhirnya terkuak dan menjadi pendobrak kasus kekerasan seksual dalam gerakan #MeeToo. Di Indonesia salah satu yang “belum” tersentuh “aktivis” isu gerakan kesetaraan gender dan woman’s rights mungkin dalam bidang olahraga. Mungkin tak ada juga matakuliah olah raga dan feminisme dalam discourse akademik di Indonesia, patriarkinya masih kuat mencengkeram.

Berikut, ciri khas feminis dengan feminismenya adalah mengcounter praktek yang diabadikan dalam kehidupan melalui ideologi patriarki:

PatriarkiFeminismePerwujudan counter
Dominasi laki-laki atas perempuan.   Semua posisi pengambil keputusan, penentu, dsb oleh laki-laki.
Dikenal dengan praktek ideologi seksisme, dimana secara khusus manusia jenis kelamin perempuan mendapatkan perlakuan yg merendahkan kemanusiaannya(dengan segala bentuk & wujudnya dalam kehidupan seorang perempuan di dunia publik/privat), second sex.
Setara perempuan dan laki-laki. Perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama dalam segala bidang kehidupan.Politik: Kuota (affirmatif action), baik yang diperjuangkan (perebutan kursi pemilu perempuan) maupun yang direserved sistem (India, Indonesia pernah menyediakan kursi di MPR untuk perwakilan perempuan)
Kapitalisme/Imperialisme   Mengutamakan keuntungan yang diperoleh dari produksi barang yang sebanyak-banyaknya, Penjajahan untuk penguasaan/mendapatkan bahan baku industri (kapitalis)Ekonomi Subsisten yang terutama adalah pemenuhan kebutuhan manusia, bukan memproduksi yang banyak, tetapi saling menyediakan kebutuhan tidak berlebihan, Sosialisme dan menentang segala bentuk penindasan atas bangsa-bangsaDi suatu wilayah kecil dipelosok warga dengan sistem ekonomi berbagi bersama. Hidup dari yg ditanam dan dipelihara. Sistem ekonomi kredit tanggung renteng yang dilakukan para ibu-ibu di wilayah Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya.
  Eksploitasi alam/hutan tambang dsb    Memelihara Hutan, hidup di hutan, dalam hutan. Perempuan memelihara alam, perempuan dari kalangan masyarakat adat adalah pemilihara hutan dan menanam sumber pangan di halaman rumah bagi keluarga. Pesantren ekologi Garut, selain menujukkan bahwa subsisten perspektif dalam dilakukan, keberlangsungan dan kelestarian alam dapat sejalan dengan prinsip kesetaraan.
Diskriminasi sebagai pantulan patriarki.   Diskriminasi terhadap yang the powerless (perempuan, masyarakat adat, difabel, ras, agama minoritas)  Kesetaraan dalam Feminisme adalah termasuk tanpa diskriminasi dalam segala hal, perempuan mengalami diskriminasi bertingkat jenis kelamin, rasnya, agamanya, ekonominya dsb.Dalam bidang Olah Raga di Inggris telah terjadi kemajuan, diskriminasi dalam pengupahan tidak terjadi, artinya perempuan dan laki-laki dalam TimNas Inggris mendapat upah yang sama.  
Diskriminasi dan Dominasi dalam dunia Olah Raga: Pemberitaan media massa.   Olah Raga diklaim milik dan semata-mata untuk laki-laki, terkait dengan pandangan Binari Maskulin/Feminin. Laki-laki kuat, laki-laki berkuasa. Powerful laki-laki, Powerless perempuan.  Inklusif, dalam berbagai kegiatan olah raga perempuan, dapat membawa anak, laki-laki tetap terlibat dan juga ada non gender binari.   Power To-kekuasaan bukan Power Over/Kekuasaan Atas tetapi kekuasaan untuk didistribusikan. Nature-nya Ibu mendahulukan anaknya.ESPNW  (industri broadcast olah raga) Togethrx inisiatif atlit ternama perempuan yang mengankat berita perempuan dan olahraga platform Medsos (Amerika Serikat)    
 Liga dan cabang olah raga sepakbola di banyak Negara adalah khusus tim sepakbola laki-laki. Memberi ruang prestasi olah raga yang sama bagi perempuan dan laki-laki.  Liga sepakbola putri tumbuh di negara-negara. NWSL (USA), WSL (Australia), Inggris paling banyak liganya, Liga Amerika Latin Copa America Feminina, Perancis dll Inklusif, Perempuan juga mendirikan liga dan tanding dalam sepakbola yang difasilitasi FIFA. Tentunya tak dapat dipungkiri ada inisiatif negara yang telah lebih dahulu maju dibidang sepakbola tim putri.

Sepakbola Putri Indonesia dalam Cengkraman Seksisme, Tidak Penting untuk Diberitakan

sumber: sportstars.id

Negara di dunia, dapat dikatakan telah advance ketika timnas putri sepakbola negaranya ikut dalam turnamen Final Piala Dunia Sepakbola putri. Dari ratusan negara di dunia, 24 negara maju bertanding turnamen final perebutan Piala Dunia Perempuan 2019, di Perancis. Negara Thailand  turut bertanding mewakili Asia Tenggara,mmeskipun kalah 0:13 dari juara Dunia Amerika Serikat kehadiran timnasnya di perhelatan dunia merupakan suatu yang membanggakan. Hal ini karena dalam setiap pertandingan antar tim regu suatu negara, Bendera dan Lagu kebangsaan dikumandangkan di stadium oleh raga internasional dan diliput oleh stasiun berita dari berbagai penjuru dunia.

Namun Indonesia meskipun hampir semua cabang olah raga diikuti perempuan dan laki-laki, sepakbola termasuk yang tidak ada tim putrinya, pemberitaan media massa tentang sepakbola putri sangat minim.  Khususnya ketika Tim Sepakbola Putri Indonesia mampu menembus kualifikasi perebutan Piala Asia 2022, prestasi yang baru diperoleh kembali setelah 32 tahun kemudian. Tetap saja, hampir tak ada media mainstream memberitakan berita gembira tersebut. Mengapa hal ini terjadi, ideologi patriarki dan praktek seksisme di segala bidang kehidupan di Indonesia masih sangat parah khususnya dalam bidang olahraga.

PON XX di Papua yang berlangsung 2-15 Oktober 2021 diikukti oleh 6 tim sepakbola putri yang berasal dari DKI Jakarta, Bangka Belitung, Papua, Papua Barat, Jawa Barat, dan Kalimantan Tengah. Sebelum mendapatkan tiket tanding perebutan medali eman PON cabor sepakbola putri telah mengikuti pertandingan penyisihan sebelumnya.

Indonesia, sistem patriarki yang bercampur kuat dalam praktek religi membuat keterpinggiran perempuan menjadi-jadi,  khususnya dibidang olah raga populer seperti sepak bola, basket dan olah raga beregu lainnya.

Untuk kedua event PON maupun Piala Asia sepakbola putri, pemberitaan sangat minim. Bahkan bisa dibilang tidak ada dalam berita mainstream. Apabila alasanya karena pada saat yang sama sedang berlangsung pertandingan Liga Satu Sepakbola putra dimana tim/club sepakbola dari daerah saling memperebutkan piala, tentu alasan yang sangat patriarkal. Seakan Indonesia hanya didiami oleh mahluk berjenis kelamin laki-laki. Namun pada kenyataanya seperti itu.

bintang sepakbola putri Indonnesia Zahra Mudzalifah, sumber football5star

Di media-media maisntream seperti Kompas, Warta Kota baik online maupun cetak tak ada pemberitaan tentang Peristiwa Timnas Putri Indonesia lolos kualifikasi Piala Asia 2022, sementara berita sepakbola Liga Satu ada dihalaman muka, dan halaman berita Olahraga di halaman dalam tidak memuat berita Timnas Putri sementara olahragawan putri lainnya yang tidak mewakili Timnas dimuat ukuran hampir satu halaman. Mengapa saya mengkritisi ketiadaan media mainstream memberitakan Timnas Putri, karena selain media mainstream berita sepakbola putra baik timnas maupun klub telah menghabisi ruang-ruang di media khusus olahraga baik cetak maupun online. Sexist Media atau Media Seksis, adalah penggambaran sehari-hari ideologi seksisme dalam paparan, tampilan, content, substansi dan aksesory media massa. Seksisme mengedepankan dan menempatkan laki-laki kaum dari jenis kelaminnya sebagai “pendorong” “penggagas” “pelaksana” segala kebijakan disegala bidang di dunia, dengan menempatkan perempuan dalam posisi objek seks, sex object, melekat dan sulit dilepaskan sehingga sangat mudah ditemui dalam seluruh conten media, seluruh jenis media. Media elektronik, media cetak, medsos, media audiovisiual (film) dan media kekinian (gadget), tentunya semua terkait juga dengan posisi-posisi laki-laki dalam industri media massa. https://wartafeminis.com/2011/09/01/media-seksis/.

Ini salah satu bukti bagaimana WartaKota pada tanggal  28 September 2021, semalamnya ada informasi 27 September 2021 Timnas Putri lolos kualifikasi Piala Asia 2022 setelah mengalahkan Singarpura di Tajikistan dengan skor 1:0, meniadakan informasi Kemenangan Timnas Putri. Pagi hari langsung cari berita di wartakota. Tak ada. Hanya berita di media online tertentu yang memberitakannya. Media mainstream yang memiliki dua kanal cetak dan online seperti Kompas dan Wartakota tak menyiarkan berita keberhasilan TimSepakbola Putri. Media online CNNIndonesia bisa dimaklumi memuatnya karena berafiliasi dengan Amerika Serikat dimana sepakbola/Soccer adalah olahlaga populer khususnya bagi kalangan putri sama halnya dengan basketball yang juga merupakan tim terbaik dunia.


Surat kabar mainstream/umum Jakarta halaman depan pada tanggal 28/09/2021 dan 29/09/2021beberapa saat setelah informasi Timnas Sepakbola Putri memastikan diri masuk kualifikasi Piala Asia 2022, tak ada beritanya sedikitpun. Sedangan halaman depan memberikan ruang untuk berita turnamen sepakbola antar klub, dua hari berturut-turut, halaman depan!. Perhatikan halaman tengah yang memuat berita olahraga 2 halaman, juga tak ada tentang berita Timnas Sepakbola Putri. Hal yang cukup menganggu adalah halaman tengah, 1 halaman penuh sepakbola putra pertandingan klub luar negeri.

29 September 2021, tak jauh beda dengan 28 September 2021, tak ada pemberitaan TimNas Sepakbola Putri. Pun dengan Surat Kabar cetak Kompas pada tanggal yang sama.

Sementara pemberitaan media online sebagai-berikut: media CNNIndonesia sebagaimana disebutkan di atas, lalu media lain yang memuat berita Timnas Putri adalah media spesifik olahraga, bukan media mainstream atau umum.

Juga lihat Kompas pada tanggal 28-29 September 2021, sebagai berikut:

Kompas 28 September 2021 tak ada pemberitaan keberhasilan Timnas Putri.
Bahkan ditanggal sama 28/9 halaman non sports Jendela pun digunakan untuk berita Olah Raga berwarna pula, sepakbola dalam dan luar negeri, tanpa info sama sekali tentang Timnas Sepakbola Putri.
29 September 2021, Kompas tak ada berita Timnas Putri.

Tak jauh beda bahkan mungkin lebih parah parah, ada halaman Olahraga, lalu disusupkan olahraga dalam halaman Jendela, memuat Olahraga sepakbola pula dalam dan luar negeri, lagi-lagi tak ada info tentang Timnas Sepakbola Garuda Putri. Cukup mengenaskan gambaran di atas ini bagi saya, bagaimana atlit perempuan khususnya yang membawa nama Negara dengan Lambang garuda didadanya bekerja keras, latihan yang sama kualitas berat dan disiplinnya untuk bisa tampil membawa nama Negara untuk tersingkir dalam pemberitaan koran Kompas. Koran yang sudah lama berkibar mengklaim mendukung demokrasi dan kesetaraan gender.

Seksime dalam Sepakbola

Hal-hal yang diungkapkan diatas adalah ketiadaan pemberitaan pada Prestasi yang ditorehkan oleh TimNas Putri Indonesia di ajang internasional, lalu bagaimana realitas seksisme yang terjadi di lapangan sepakbola, di tribun penonton maupun di social media, apakah juga diberitakan ataukah terjadi dan tak ada yang peduli.

Bila berharap pada media mainstream tentu mereka masih tak peduli, meskipun fakta dan data di lapangan ada, masih sulit mencari pemberitaan tentangnya. Khususnya pada saat event Liga Sepakbola Wanita antar klub yang berlangsung Oktober-Desember 2019 dan tim sepakbola putri yang menjadi Juara adalah Persib Putri (Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung). Liga Sepakbola 2019 adalah liga yang untuk pertamakali dilaksanakan di Indonesia tiga bulan setelah gelaran Piala Dunia 2019 di Perancis. Pada masa berlangsungnya turnamen Liga Sepakbola Wanita 2019 yang diikuti 10 klub dari kota Jakarta, Bandung, Bogor, Sleman, Semarang, Surabaya, Makasar, Jayapura, Bali, Malang. Secara nasional, perseteruan antar fans klub sepakbola pria Persib Bandung dan Persija Jakarta dikenal sengit. Hal ini terbawa pada prilaku fans klub dengan menunjukkan seksismenya terhadap tim lawan. Perihal seksisme ini, sebagaimana dialami oleh pemain dari Tim Sepakbola Putri Persib dari Bandung Jawa Barat, Resa Julian, mahasiswa Universitas Komputer Indonesia yang menulis skripsinya berjudul Perancangan Kampanye Melawan Seksisme pada Sepakbola Wanita Persib Putri (disingkat Melawan Seksisme, pen.) melalui Media Poster, media lainnya yang ditulis oleh Resa Julian mahasiswa Universitas Komputer Indonesia, Bandung Jawa Barat.

Skripsi yang memberi gambaran pentingnya melakukan edukasi melalui kampanye melawan seksisme ini dapat dianggap sebagai suatu gerak pemikir muda untuk menyelesaikan masalah seksisme dalam sepakbola di Indonesia. Media massa non mainstream mengungkap masalah seksisme ini dalam berita di media khusus olahraga, sebagai berikut:

Meskipun difokuskan pada dan terkait fans pendukung lawan dari Tim Sepakbola Persib Putri, Melawan Seksisme yang didesain oleh Resa Julian menunjukkan pentingnya inisiatif komunitas dan kelompok masyarakat berbagai bidang Melawan Seksisme, dalam hal ini komunitas fans sepakbola. Desain melawan seksisme yang dikreasi oleh Resa Julian bertujuan menghadirkan media kampanye yang berisi pesan persuasif yang dapat merubah pola pikir, cara para pandang dan mengedukasi suporter laki-laki yang melakukan tindakan seksisme terhadap klub sepak bola wanita.

Melalui perancangan kampanye tersebut dapat mengedukasi suporter laki-laki baik yang berada di Kota bandung maupun di Indonesia secara luas, agar dapat menghargai dan mendukung klub sepak bola wanita secara positif.

Seksime dalam sepakbola

Ini terjadi kepada klub Persib Putri setelah dikalahkan Persija Putri pada pertandingan Liga 1 Putri yang berlangsung pada hari Rabu 10 Oktober 2019, di stadion Maguwoharjo Sleman. Setelah pertandingan usai Persib Putri mengalami tindakan seksisme di media sosial yang dilakukan oleh akun fanspage pendukung Persija Jakarta dengan bentuk meme dengan menyebut Persib Putri “maung lonte”. Perilaku seksisme hingga sekarang sering ditemukan di media sosial. tindakan seksisme ini sering dikemas dalam bentuk candaan seperti meme

dan komentar pada postingan akun sosial media. Shiftman (2014, h. 13) menjelaskan “meme merupakan gambar, foto, tulisan dan lainnya yang bersifat humor dan disebarluaskan di internet”

Penelitian Resa dapat menjadi titik terang bagi perubahan mindset di masa depan, khususnya laki-laki penggemar sepakbola. Sebagai seorang laki-laki, penelitiannya juga mengambil sampel mayoritas laki-laki.Ada 173 responden terdiri dari 78% laki-laki dan 22%perempuan. Penelitian dilakukan sebagai keprihatinan atas peristsiwa seksisme yang tertuju pada tim sepakbola Persib Putri.

ini salah satu contoh seksisme dari tim pendukung Persija

Meskipun difokuskan pada dan terkait fans pendukung lawan dari Tim Sepakbola Persib Putri, Melawan Seksisme yang didesain oleh Resa Julian menunjukkan pentingnya inisiatif komunitas dan kelompok masyarakat berbagai bidang Melawan Seksisme, dalam hal ini komunitas fans sepakbola. Desain melawan seksisme yang dikreasi oleh Resa Julian bertujuan menghadirkan media kampanye yang berisi pesan persuasif yang dapat merubah pola pikir, cara para pandang dan mengedukasi suporter laki-laki yang melakukan tindakan seksisme terhadap klub sepak bola wanita.

Melalui perancangan kampanye tersebut dapat mengedukasi suporter laki-laki baik yang berada di Kota bandung maupun di Indonesia secara luas, agar dapat menghargai dan mendukung klub sepak bola wanita secara positif. Desain kampanye Melawan Seksisme digunakan sebagai tagline #lawanseksisme

Ini terjadi kepada klub Persib Putri setelah dikalahkan Persija Putri pada pertandingan Liga 1 Putri yang berlangsung pada hari Rabu 10 Oktober 2019, di stadion Maguwoharjo Sleman. Setelah pertandingan usai Persib Putri mengalami tindakan seksisme di media sosial yang dilakukan oleh akun fanspage pendukung Persija Jakarta dengan bentuk meme dengan menyebut Persib Putri “maung lonte”. Perilaku seksisme hingga sekarang sering ditemukan di media sosial. tindakan seksisme ini sering dikemas dalam bentuk candaan seperti meme dan komentar pada postingan akun sosial media. Shiftman (2014, h. 13) menjelaskan “meme merupakan gambar, foto, tulisan dan lainnya yang bersifat humor dan disebarluaskan di internet”

Penelitian Resa dapat menjadi titik terang bagi perubahan mindset di masa depan, khususnya laki-laki penggemar sepakbola. Sebagai seorang laki-laki, penelitiannya juga mengambil sampel mayoritas laki-laki.Ada 173 responden terdiri dari 78% laki-laki dan 22%perempuan, dan hasilnya kuestioner terkait adanya seksime mayoritas setuju untuk mengubahnya melalui edukasi kesetaraan gender.

sumber: Skripsi Resa Julian, Universitas Komputer Indonesia.
Poster Kampanye

Melalui skripsi Melawan Seksisme Resa Julian memberikan tools dan medium kampanye beragam jenis yang didesain printing, social media, banner, flyer, scarft, flag dll dan siap digunakan. Salah satunya adalah Poster:

Materi poster
Pada poster ini berisi materi tahapan pencegahan seksisme yaitu:

  1. Hentikan memberi komentar tentang lelucon cabul, humor tentang seks atau merendahkan wanita pada sosial media pemain.
  2. Dukung kami dengan berikan teguran keras pada oknum suporter yang melakukan seksisme.
  3. Bergabung bersama kami untuk melawan seksisme dengan tagar #LawanSeksisme (kutipan skripsi)
Poster

Desain media kampanye yang dikreasi Resa Julian diharapkan dapat secara praktis menggerakan suporter laki laki sehingga teredukasi mengenai tindakan seksisme merupakan tindakan yang negatif. Dapat mengurangi tindakan seksisme yang dilakukan oleh suporter laki-laki.

Penutup

Di Indonesia ada dua kategori jenis olahraga. Olah raga rekreasi adalah olahraga untuk tujuan kesehatan, olah prestasi adalah olahraga pertandingan atau kompetisi yang memperebutkan sesuatu baik medali atau piala ataupun hadiah lainnya. Menariknya sepanjang turnamen yang mempersembahkan medali atau piala dari atlit dan mengatasnamakan bangsa, banyak yang dipersembahkan oleh perempuan. Namun mengapa seksime dalam bidang olahraga di Indonesia secara holistik belum juga berkurang, ketiadaan berita Timnas Sepakbola Putri dan berita tentang sepakbola putri di Tanah Air merupakan penghalang bagi perempuan yang ingin berkiprah dalam olahraga tersebut, kemana mencari panutan atlit sepakbola putri, dimana nonton perempuan main bola di tv, radio atau koran? Harus mencari berita ke surat kabar Iran, atau Australia yang timnas perempuannya juga masuk kualifikasi piala Asia…duh.

Apa yang Resa Julian kreasikan dalam praktek menulis demi kelulusannya sebagai sarjana Komunikasi, selayaknya menjadi penerang bagi aktivis perempuan, pembuat kebijakan baik pusat dan daerah (eksekutif), para pendidik, dan terutama media massa bahwa kekerasan terhadap perempuan benarlah terjadi di segala ranah kehidupan, termasuk olah raga. Hanya karena olah raga lebih dekat kepada bidang hiburan/kebutuhan rekreasi dan kesehatan non primer, maka ketidak adilan yang terjadi didalamnya sebagai bukan pelanggaran HAM, bukan kekerasan terhadap perempuan. Seksime adalah diskriminasi yang nyata. Indonesia sudah menandatangani CEDAW 1984, mengapa begitu sulit mengimplementasikan sesuatu yang telah menjadi komitmen Negara. Niat baik dan mewujudkannya, seperti tagline-nya Resa Julian #lawanseksime.

@umilasminah

Membaca secara kritis dan lebih jauh tentang perempuan dan olahraga sumber bacaan:

Alex Channon, Christopher R. Matthews (eds.) Global Perspectives on Women in Combat Sports: Women Warriors around the World, Publisher: Palgrave Macmillan UK, 2015

Jennifer Hargreaves ., Sporting Females: Critical Issues in the History and Sociology of Women’s Sport, Routledge,.1994

Susan Ware,, Game, Set, Match, Billie Jean King and the Revolution in Women’s Sports, North Carolina Press 2003.

Terbalik-balik Budaya: Buwana Balik

Terbalik-balik Budaya: Kekayaan Orisinil Nuswantara “diambil” Bangsa Lain

Peradaban modern yang bila dihitung dari jamannya Rene Descartes baru berusia empat ratusan tahun. Muda sekali dibandingkan peradaban Nuswantara yang tak terhingga usianya. Saking tuanya tak dapat ditebak dan dilacak. Terlebih karena alat lacaknya pakai alat modern yang usianya lebih muda lagi.

Peradaban asli Nuswantara yang mewujud budaya dan tata cara hidup serta kesenian yang tersebar dan masih dipraktekkan hingga kini diberbagai wilayah Indonesia, sebagian Thailand, Burma dsb. Budaya yang masih dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari adalah cara hidup sehat dengan minum jamu yang terbuat dari rempah dan empon-empon (akar-akar rimpang), dan gerak badan baik pencak silat maupun olah nafas.

Di dalam kehidupan modern kini, kegiatan yang pada jaman dahulu dipraktekkan secara bersama, dalam komunitas masyarakat atau keluarga atau padepokan tanpa biaya, kini dijadikan ladang bisnis industri. Industri wellness (pemeliharaan kesehatan, kebugaran secara organik memanfaatkan tanaman herbal). Minuman dan makanan yang dahulu menjadi bagian tradisi sehari-hari sudah diadopsi para kapital dan menjadikannya produk industri. Bandingkan dengan tahun 1990an minuman wedang jahe masih sedikit yang dijual dalam kemasan dan bersifat instan. Artinya belum diproduksi oleh pabrik-pabrik besar. Minuman-minuam tersebut ditemui di desa-desa yang dingin, belum banyak di jual di kota besar.

Orang Desa Meninggalkan Daun, mengganti Plastik, Bangsa Barat meninggalkan Plastik mengganti Daun

Bangsa Nuswantara secara tata cara kehidupan agraris maupun maritim telah dikenal sebagai pemilik kebudayaan adiluhung. Kebudayaan yang tinggi. Dan itu terjadi jauh hari sebelum bangsa barat dengan pemikiran modern (memisahkan body, mind and soul) sebagai cara dan sistem pendidikan. Bahwa logika tak dapat beriringan dengan supra natural. Padahal secara akademik filosofis barat mengakui bahwa banyak yang belum dapat diungkap dari berbagai hal yang dipaparkan dan diperkirakan terjadi pada masa sebelum masehi. Bagaimana Spinoza yang dapat berbicara dengan anjing (yang menurutnya adalah reinkarnasi dari temannya), atau bagaimana kehidupan Phitagoras yang kabarnya sakti memainkan angka akhirnya dapat meninggal juga terbunuh karena dianggap salah perhitungan Segitiga Phitagoras.

Berbagai hitung-hitungan terkait angka, tanggal dan waktu suku-suku di Bali masih menggunakannya. Sehingga di Bali banyak tanggal yang merunut ajaran Leluhur sebelumnya dijadikan patokan untuk diikuti sebagai bagian dari kehidupan spiritual yaitu upacara-upacara yang terjadwalkan dalam kalendernya. Ada banyak arti dan makna serta peringatan terkait waktu dan tanggal. Di Jawa dan daerah lain mungkin ada, namun disebabkan ketiadaan aktivitas yang bersifat massif dan hampir tak terberitakan membuat Bali tetap menjadi acuan.

Bisa dikatakan hanya di Bali orang di kota maupun di desa masih memakai dedaunan untuk wadah dan bagian dari upacara. Sementara desa-desa lain, besek-besek (wadah terbuat dari anyaman bambu) yang biasa diisi penganan makanan usai acara sedekahan berganti dengan besek plastik dan atau kotak kertas. Di dalam wadah makanan-makanan yang biasanya terdiri dari nasih, bihun goreng,sambal kentang, oseng-oseng buncis/kacangpanjang, telur dan atau ayam goreng dibungkus dalam plastik kecil, atau didalam wadah plastik yang terbagi-bagi untuk tempat makanan tersebut.

Di berbagai tempat dimana besek dari bambu digantikan kertas kardus ataupun stylorform ataupun besek plastik biasanya alasannya lebih murah, atau hanya bahan tersebut yang tersedia di pasar atau diwarung. Sama halnya ketika batik-batik impor dari China datang dengan harga lebih murah, mulailah tersingkir batik pabrik Pekalongan dan sekitarnya. Untungnya kedua hal tersebut masih belum terlalu jauh berubah. Artinya masih belum massif dan total perubahan ke arah plastik dan instan belum sepenuhnya terjadi.

Masih ada daerah yang menggunakan besek dari bambu untuk wadah penganan sedekahan. Lebih jauh lagi, orang dapat dengan mudah membelinya melalui online shop (toko online) dengan harga murah, dan besek kini dijadikan sebagai soevenir.

Plastik dalam kebijakan kemasan di toko swayalan sudah berkurang bahkan di Jakarta tak ada lagi pemberian plastik untuk wadah belanja. Namun jika anda belanja di pasar tradisional, di warung-warung atau toko kelontong, maka plastik tetaplah tersedia sebagai wadah barang yang dibeli.

Industrialisasi kian Samar namun semakin jelas

Bangsa barat, dengan revolusi Industrinya yang memulainya pada abad ke18 melahirkan kata industrial, industri, yaitu ketika sesuatu baik barang ataupun service dibuat oleh suatu sistem organisasi (pabrik) atau perusahaan dalam jumlah dan jangkauan yang banyak bahkan hampir tak terhingga mengikuti tuntutan pasar. Pasar dalam arti bukan tempat jual beli. Tapi target konsumer yang dapat membeli produk. Nah jaman kini, industri bentuknya banyak baik service maupun goods. Didalam term industry wellness tergabung antara service dan goods. Service layanan pijat, yoga, goodsnya jejamuan, minyak dan produk herbal lainnya.

Industri wellness yang berkembang di barat umumnya mengambil atau “stealing” apa yang secara orisinil dipraktekkan oleh bangsa Timur, Asia-Afrika. Yoga dan Meditasi itu adalah olah diri yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bangsa Asia dari jaman dahulu hingga kini. Industri wellness di Barat muncul dan berkembang baru pada abad ke-21, sedangkan abad ke-20 menjadi cikal bakalnya, khususnya pad periode Flower Generation di Amerika Serikat tahun 1960an.

Mungkin bertepatan dengan kesadaran akan perubahan iklim, maka munculah di barat kesadaran apa yang menjadi praktek hidup dan kehidupan selama ini dalam dunia industri ternyata salah. Munculah organisasi yang menyebutnya PETA People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), yang mengkampanyekan melawan penggunaan Hewan sebagai “kelinci percobaan” dalam berbagai produk industri awal tahun1980an. Argumen yang digunakan untuk kasus yang diangkat ke pengadilan adalah Animal Abuse, penyiksaan Hewan. Itu peristiwa abad ke-20 yang pada abad ke 21 semakin menguat dengan peningkatan orang untuk tidak memakan daging (hewan).

Bagi bangsa barat industri makanan yang berbahan dasar hewan juga menjadi salah satu yang membuat orang mudah berkampanye untuk tidak makan hewan. Bagaimana tidak, orang-orang akan disuguhkan video-video tentang bagaimana proses penjagalan sapi atau hewan konsumsi lainnya, dari pabrik-pabrik pengolahan, yang hewannya diambil dari peternakan yang luasnya ribuan hektar dengan jumlah sapi yang juga ribuan.

Bangsa Asia mungkin baru China dan Jepang yang memiliki industri berbasis hewan dengan kapasistas fantastis (ekspor ke seluruh dunia). Bagaimana daging sapi MacD Indonesia pernah berasal dari sapi Australia atau Amerika. Indonesia, mungkin akan tetap menjadi negeri setengah agraris setengah walaupun kini memproduksi produk makanan yang diekspor ke seluruh dunia (indomie,kopiko dll), karakter industrialisnya mungkin berbeda dengan bangsa barat. Sampai detik ini produk tersebut masih belum dimiliki oleh TNC Transnational Coorporation (berbagai negara), seperti minuman kemasan Aqua misalnya yang sudah dibeli oleh Danone (Perancis).

Kembali Digiatkan Produk Tanaman Asli

Pada masa Orde Lama maupun Orde Baru, kecintaan atas produk lokal khususnya makanan dan minuman asli Nusantara telah diperkenalkan kepada publik oleh Pemerintah. Negeri agraris ditunjukkan dari lagu “Menaman Jagung” cangkul yang dalam menanam jagung di kebun kita. Presiden Soekarno memperkenalkan resep masakan dari berbagai pelosok Nusantara dalam Mutiara Rasa. Presiden Soeharto mengimbau para ibu-ibu PKK menggiatkan menanam tanaman obat yang dikenal TOGA Tanaman Obat Keluarga. Berlomba-lombalah tiap kelurahan menaman tanaman obat di depan kantor atau rumah kepala desa. Ada tanaman kunyit, jahe, langkuas, dedaunan seperti daun kumis kucing, daun kemangi, hingga daun pandan.

Pada masa Orde Baru maupun Orde Lama industri belum terlalu merambah luas kepada produk lokal seperti herbal. Hanya beberapa produsen yang memiliki nama dan menguasai pasar tersebut seperti Nyonya Meener dan Jamu Jago. Kini jumlah produsen produk serupa hampir tak terhitung.

Setelah hampir menjadi tanaman yang tidak dipedulikan bahkan dianggap dapat terkait dengan mistis tanaman Kelor mulai digalakkan kembali ditanam. Daun kelor memang diakui sebagai superfood sebagaimana ditulis dalam majalah mode terkenal sedunia https://www.vogue.com/article/moringa-new-superfood-to-know . Disamping itu, pemanfaatan sabuk kelapa yang telah dipakai sebagai pencuci piring oleh warga Indonesia termasuk keluarga di Jakarta kini terbukti memiliki kualitas yang jauh lebih baik dari sponge yang terbuat dari plastik, karena mengandung anti bakteri https://www.naturaisle.com/blogs/naturblog/what-is-a-coconut-kitchen-scrubber-and-why-it-s-worth-trying

Berkat.
Pohon Kelor di halaman rumah

Ruwatan Sudamala Patembayan Jawadipa

Sebagaimana perubahan alam yang terjadi di muka bumi, yang bangsa barat menyebutnya climate change bangsa Nuswantara menyebutnya tanda perubahan jaman. Bahwa jaman kini adalah jaman Sungsang Buwana dan akan kembali kepada jaman sejatinya yaitu Buwana Balik.

Tanda perubahan jaman yang ditampilkan melalui Alam merupakan bacaan bagi manusia yang memiliki kepekaan berkomunikasi dengan Alam. Manusia yang tidak hanya peka namun berkomuniasi dengan alam secara harmoni baik dan ketersalingan simbiosis mutualisme adalah suku-suku asli bangsa Nuswantara yang hidup masih di hutan maupun di komunitas tersendiri. Yang tersebar di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara maupun Papua. Di samping itu tumbuh pula warga masyarakat modern yang terbangkitkan kesadaranya untuk menggali jati diri sendiri dan leluhur bangsanya dan menemukannya serta saling menjalin dan berjaringan membentuk komunitas maupun kelompok. Salah satunya adalah Patembayan (Persaudaraan) Jawadipa, dengan menegaskan diri untuk belajar segala pengetahuan terkait kearifan leluhur Jawa yang pakem dan melestarikannya. Terutama sekali belajar tentang spiritualitas asli Jawa yang cair dan bisa dijalankan bersamaan dengan keyakinan semua agama.

Ajaran Jawadipa bukanlah agama. Ajaran Jawadipa merupakan kepercayaan purba masyarakat Jawa yang tidak memiliki kelembagaan mengikat. Jawadipa mengajarkan penghayatan pribadi yang bersandar kepada Yitma (Ruh) manusia. Dan Yitma (Ruh) manusia merupakan bagian tak terpisahkan dari Sanghyang Taya Yitmajati atau Tuhan Sarwa Sekalian Alam. Tentu saja karena sifatnya yang cair, ketika agama-agama Mancanegara masuk ke Jawa maka bisa dengan mudah melebur dengan ajaran Jawadipa tersebut. Apapun agama Anda, akan menjadi semakin tajam dan dalam jika disertai penghayatan mempergunakan ajaran Jawadipa.

Pagebluk Pandemi 2020

Sebagaimana halnya yang banyak dipercaya tentang adanya Ratu Adil, Satria Piningit yang akan datang mengembalikan kejayaan Nuswantara, maka sebelum kedatangannya akan terlebih dahulu terjadi fenomena dan kejadian Alam dan sosial di antaranya Pagebluk wabah dan bencana alam Gunung Meletus dsb. Mengenai tanda alam ini, ditulis dalam berbagai serat yang diyakini penganut ajaran Leluhur.

Di dalam praktek kehidupan para Leluhur pendahulu bangsa Indonesia, setiap peristiwa ada ajaran dan maknanya, atau racun ada penawarnya. Setiap kutukan ada yang dapat melepaskan kutukannya. Begitupun dalam peristiwa Pagebluk Pandemi Covid 19 yang telah menghilangkan nyawa jutaan manusia sedunia. Salah satu yang dipraktekkan sejak dahulu kala di dalam kehidupan sehari-hari adalah Meruwat. Meruwat secara arah pokok ruwatan ialah membebaskan manusia dari kutukan, roh jahat, dan dari pengaruh roh-roh atau peristiwa yang membawa malapetaka dan celaka. Ada banyak jenis ruwatan di dalam kepercayaan Jawa, salah satunya adalah Ruwatan Sudamala.

Ruwatan Sudamala di Patembayan Jawadipa , 24 Juli 2021

Ruwatan Sudamala di Patembayan Jawadipa dipimpin oleh Ki Ajar Jawadipa yang publik mengenalnya sebagai Damar Shashangka penulis buku-buku novel sejarah Nuswantara khususnya jaman Majapahit maupun buku-buku spiritual seperti Gatholoco.

Saya mendengar nama Damar Shashangka sejak awal terbitnya buku Geger Majapahit. Saya ingat seorang kawan saya berkata, umurnya baru 24 tahun, tapi ingatannya bisa jauh ke belakang dan pada periode-periode yang ditulisnya.

Saya mendaftar ikut dan meliput Ruwatan Sudamala yang berlangsung secara online selama lebih dari 2 jam dan diikuti oleh 166 peserta, dan bisa jadi 1 medium diikuti beberapa orang, karena bisa satu keluarga, diperkirakan diikuti oleh 200 orang.

Sebelum memulai ruwatan Ki Ajar memberi arahan ulang tentang apa yang perlu dipersiapkan, kembang setaman, air dan dupa. Meskipun telah dilakukan Ruwatan terkait pagebluk sebelumnya yaitu Ruwatan Murwakala 11 Juli 2021.

Ruwatan Sudomolo adalah ruwatan untuk menghilangkan segala kemalangan yang ada, agar tidak celaka, sakit. Kisah ruwatan Sudomolo adalah mengembalikan Batari Umo dari wujud raksesi Ranini.

Gari besar kisah kutukan yaitu, ketika Batari Uma selingkuh dengan batara Brahma maka dihukum menjadi raksesi Ranini, untuk itu hanya bisa kembali sedia kala melalui Alam Dunia (Setra Ganda Mayu) lapangan luas Berbau Keselamatan (Alam manusia)

Dunia walaupun ada keburukan tetap memiliki harapan untuk kesejahteraan. Dinamis sama besarnya Kebaikan dan Keburukan. Dualitas yang seimbang.

Hal yang tidak ada di Alam Atas (Kedewatan) yang selalu benar baik, dan Alam Bawah yang selalu keburukan Alam Manusia memiliki komposisi seimbang sedih gembira, gelap putih.

Alam setra gondo mayu ini pada masa masukannya ajaran sebrang Mayu yang berarti Pemberi Keselamatan diganti menjadi mayit yang dalam bahasa arab mayit/mayat.

Dewi Uma yang telah menjadi Ranini dipindahkan ke Setra Ganda Mayu dan disebutkan bahwa 20 tahun lagi Ranini akan dilepas dari Kutukan oleh bungsu dari Pandawa yaitu Sadewa.

Sadewa yang melepaskan kutukan Batari Uma diberi gelar Raden Sudamala kisah tentang ini ada di Candi Sukuh dan Candi Powan Kediri.

Ruwatan Sudamala sudah sejak lama dipraktekkan, paling sering pada masa Majapahiy
Batara Guru adalah simbol manusia. Roh manusia ketika Roh yang gilang gemilang memiliki energi dan ini melekat pada Batari Uma.

Itulah cikal bakal semesta manusia dan cikal bakal material. Yang memiliki cikal bakal 1. Satwiko (stabil) Batara Nadewo, 2. Rajasiko (dinamis) Batara Brahma 3. Kamasiko (bebal bodoh malas) Batara Wisnu

Rajasiko ini menutupi kecemerlangan Roh ketika Batari Uma selingkuh dengan Batara Brahma akhirnya jatuh ke dunia ke Setra Ganda Mayu. Saat inilah roh meredup, karena tertutup oleh Batara Brahma. Ketika Rajasiko menutupi kecemerlangan roh Batari Uma, yang mulai meredup tidak suci lagi (tersaput Rajasiko) maka Batari Uma dibuang ke dunia Setra Ganda Mayu. Saat ini pula daya energi Roh mengecil dan menjadi alam bawah sadar manusia dalam simbol Pandawa yaitu Sadewa puser kekuatan double bersama Nakulo.

Pandawa sendiri adalah simbol manusia kekuatan sedulur papat lima pancer, Kawah adalah Yudistira, Adi Werkudoro, Ari-ari Harjuno dan Nakulo-Sadowo Puser. Pikiran bawah sadar adalah Sadewa yang sudah meruwat sendiri agar kecemerlangan roh dapat kembali.

Atas jasanya pula maka Sadewo mendapat gelar Raden Sudamala.

Di Patembayan Jawadipa ruwatan Sudamala termasuk ruwatan kecil atau Nisto, ada Ruwatan Madya menengah sajen lengkap dan Ruwatan Utama sajen lengkap dengan wayang kulit atau wayang beber.

RUWATAN SUDAMALA

Mantra dibacakan dan setiap mantra para peserta Cantrik (anggota resmi Patembayan), dan umum mengikuti arahan Ki Ajar menghadap ke arah mana (8 arah mata angin) dan posisi jari dan lengan berbeda dengan sebutan Mudro. Mantra dibacakan dalam bahasa Jawa Kawi, dimulai dari Timur. Setiap arah mata angin diperkirakan waktunya 7-15 menit. Setiap peserta menahan posisi lengan sesuai arah mata angin bersamaan pembacaan mantra. Di dalam mantra kita akan dapat mendengar nama Batara Ismaya, Batara Antiga, Batara Syiwa dan lain-lain.

Ruwatan yang dimulai pukul 20.10 wib selesai sekitar pukul 22.20 dengan arah mata angin Timur.

(UL)
Ki Ajar memberi penjelasan.

sumber a.l: https://www.facebook.com/damar.shashangkakapindho

The Future is Female

Secara global Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan  bahwa pada tahun 2030 masyarakat dunia telah memiliki kondisi kesetaraan diseluruh dunia. Kepemimpinan di dunia  pun diharapkan mencapai 50/50. Sudah ada beberapa negara yang menjalani kehidupan politik dengan jumlah kepemimpinan perempuan 50/50 Kanada, juga di Skandinavia seperti Findlandia jumlah mentri perempuan 60%,  dan beberapa periode Perdana Menteri Perempuan. Findlandia adalah negara rangking pertama Happiness Index.

Sedangkan di Afrika, Rwanda adalah negara dengan jumlah perempuan di parlemen 60%, dan ini karena dukungan Presiden Paul Kagame, dan atas kerjasamanya dengan perempuan parlemen Rwanda berhasil mengakhiri perang dan genocida, dan kita bisa  mulai melihat kebijakan dari negara yang memiliki anggota parlemen perempuan terbanyak dan perdana mentri perempuan. Lebih baik daripada negara lain, khususnya pada penghargaan terhadap kehidupan keluarga dan penghargaan pada tugas tugas biologi perempuan (Melahirkan dan Menyusui). Empat negara Skandinavia rangking teratas happiness Index (Findland, Denmark, Norwegia, Islandia) https://worldhappiness.report/ed/2019/. Negara skandinavia dikenal sebagai negara yang paling baik dalam gender policy, bahkan ada kebijakan m

emberi pilihan bagi

warga untuk cuti hamil dan cuti anak balita bagi pasangan (suami istri punya hak) yang memiliki bayi atau anak balita (parental leave). https://www.businessinsider.sg/countries-with-best-parental-leave-2016-8/  Hal ini membuktikan bahwa suatu negara dimana perempuan mengambil peran utama atau peran banyak dalam pengelolaannya maka akan menjadikan bangsanya bahagia. Bukankah kebijakan politik apapun adalah demi hidup lebih baik, sejahtera dan bahagia.

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) meluncurkan program HeforShe 2030 sebagai gerakan “HeForShe” dan Indonesia, diwakili oleh Kepala Negara, mendukung Gerakan ini. Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo juga bentuk komitmen yang menjadi kepedulian para pemimpin negara termasuk  yang menyatakan bahwa Perempuan adalah merepresentasikan separuh dari pelaku dan penerima manfaat dari pembangunan.“I strongly believe removing the root causes of 

discrimination and violence against women and girls is a smart strategy to ensure a just and prosperous world.” H.E. Joko Widodo, President of the Republic of Indonesia. (https://unwomen.org.au/campaign/heforshe/news/) .

The future is Female, masa depan dunia berwajah perempuan, diwarnai kepemimpinan perempuan itu wajah politik, secara budaya (olahraga dan seni budaya) tanda ke arah itu telah muncul. Gerakan #MeToo #TimesUp di Amerika Serikat yang diawali sebagai gerakan melawan kekerasan seksual yang terjadi pada industri hiburan khususnya dunia perfilman, kini telah menjadi inspirasi untuk gerakan membantu perempuan yang mengalami problem hukum dengan bantuan advokasi pada perempuan melalui penggalangan dana TimesUp.

Tak sampai disitu CEO TimesUp adalah

mantan Presiden WNBA (Woman National Basketball Association) Lisa Borders. WNBA sendiri adalah liga basket profesional AS yang diikuti klub berbagai wilayah di AS yang pemainnya profesional dan berasal dari berbagai negara. WNBA adalah rujukan basketball dunia. Pemain WNBA asal AS adalah juga tim Nasional AS, dan  juara FIBA, dan peraih Emas Olimpiade bertu

rut-turut dari 1996-2016. Bahkan pemain WNBA AS juga yang menjadikan klub Basketball Rusia UMMC Ekaterinburg, pemenang Piala Liga Basket Putr

 

i Eropa Woman Basketball Euroleague.

Disamping olah raga dunia seni budaya khususnya film pun tak lepas dari mulainya timbul kesadaran bahwa industri film belum memberi peran perempuan secara adil, baik sebagai produser, sutradara maupun pemeran utama. Terobosan dimulai antara lain munculnya film Wonder Woman yang menghasilkan box office. Reese Witherspoon adalah aktris yang concern atas kondisi ini, dia pun mendi

rikan rumah produksi untuk mengangkat film dari novel atau kisah perempuan, dan ternyata berhasil seri drama televisi Big Little Lies meraih banyak penonton dan penghargaan. Seri televisi inipun diseason kedua melibatkan aktor kawakan Meryl Streep. Di dunia entrainment lainnya Taylor Swift kembali menampilkan dirinya untuk mendukung kaum marginal LGBTQ (lesbian gay bisexual transgender Queer). Sebagai penyanyi berlatar belakang country dan pasti memiliki pengemar anak-anak, pilihan menerbitkan album yang memiliki tone politik pada liriknya tentu akan menimbulkan resiko, namun ternyata musik dan lirik Taylor Swift masih kuat dan diminati pasar dengan album Lover bertahan di peringkat 1 billboard 200 charts terlama dari album apapun.

Masa Depan dunia lebih baik, lebih adil, lebih Indah, lebih mulia. Perempuan pun kini telah mulai menerobos dan menunjukkan kemampuan diri dibidang olahraga yang semula didominasi oleh laki-laki, dari segi pem

ain, penonton, manajer dan keseluruhan sistem yang masih patriarki. Penonton Amerika Serikat lebih banyak menyaksikan Piala Dunia perempuan 2019 Perancis dari berbagai platform media televisi maupun online socmed. Di luar itu semua, remaja putri  dari Swedia Greta Thunberg menjadi fenomena gerakan kesadaran perubahan iklim di dunia.

Berbagai gerakan ekologi juga terjadi ditingkat lokal terkecil pedesaan, perempuan bergerak dengan segala upayanya, mulai dari menanam tanaman yang memuliakan alam, memanfaatkan produk buangan untuk didaur ulang semua menjadi bagian menyongsong masa depan yang lebih baik, lebih indah, dunia kembali kepada jatinya.

Kartini bukan Feminis Pertama Nuswantara

Nuswantara (jauh eksis sebelum Indonesia merdeka Agustus 1945), adalah negeri yang memiliki kesetaraan sesama manusia. Pada masa tersebut yaitu berabad sebelum tahun 1500an, bangsa Nuswantara tinggal menentap tersebar di antara pulau-pulau, sungai-sungai, gunung dan lautan memiliki sistem kerajaan, keratuan, dan memiliki sistem sosial berdasarkan kasta. Walaupun hidup berdasarkan kasta, namun siapapun dapat berpindah kasta, dari kasta sudra naik menjadi satria, dari satria menjadi sudra. Semua karena laku manusianya (prilaku, adat tatakerama, daya juang, daya kerja, dan takwa -hubungan dengan leluurnya). Pada masa ini baik perempuan dan laki-laki dapat menduduki posisi politik sebagai pemimpin, baik di pemerintahan kecil maupun pemerintah besar serta menjadi pimpinan militer/pasukan perang.

Bukanlah hal yang aneh perempuan membawa senjata keris, atau pisau kemana-kemana, yang pasti desain keris sebagai senjata dan pisau untuk memotong bahan pangan berbeda desain peruntukkannya. Kemampuan perang dan pemahaman dalam mengelola pemerintahan yang dilakukan oleh  pemimpin perempuan Nuswantara tercatat dikitab-kitab kuno baik yang ada di Nuswantaa maupun kitab kuno di China dan Yunani. Tak banyak orang menggalinya, karena sampai detik ini bangsa Indonesia lebih cenderung memilih ajaran luar (terkait subordinasi perempuan) yang bukan menjadi jatidirinya sendiri sebagai bangsa.

Di dalam kebudayaan adiluhung bangsa Nuswantara, tidak hanya akan menemukan keteraturan pola pemerintah sebagaimana tercantum dalam Kerta Negara (Wilwatikta Majapahit), Simbur/ (Sumatera Selatan/SriWijaya) , dan Il La Galigo (Sulawesi/Bugis). Undang-undang negara-negara tersebut memiliki aturan yang sangat detil, bahkan dalam UU kerajaan Sri Wijaya banyak sekali yang mengatur tentang bagaimana laki-laki harus berlaku sopan dan santun terhadap perempuan, bila melanggar harus membayar denda.

Di antara kisah-kisah yang berkembang dalam sejarah Indonesia, khususnya tentang sejarah kepahlawanan, mereka yang menjadi pahlawan nasional sebelum Indonesia merdeka adalah termasuk para perempuan yang memiliki keahlian yang beragam. Sebut saja ahli strategi perang adalah Cut Nyak Dien (Aceh), keteguhan diri dan jiwa  (endurance) dalam melawan dan mengabdi bagi masyarakat Dewi Sartika dan Kartini, Sedangkan perempuan-perempuan dimasalalu  sebelum ketiga beliau, yang bekerja untuk rakyat dan mengabdi pada publik, yang jika dalam konteks kekinian disebut feminis banyak, sayangnya sumber sejarah resmi tidak saja menuliskan namun menjauhkan perempuan untuk mengenali para leluhurnya yang sakti dan luar biasa.

Seperti sudah disebutkan di atas, bahwa dimasalalu, perempuan dan laki-laki memiliki persamaan perlakuan dan treatment yang sesuai dengan kastanya, namun mereka dengan laku-nya dapat mengubah posisi dan statusnya. Begitu pun terhadap perempuan. Bila pada masa sekarang ada pesantren atau pun seminari yang mengajar kalangan putri-putra untuk belajar satu religi tertentu maka pada masa itu ada padepokan untuk khalayak umum, ada ksatrian dan kaputren untuk kalangan keluarga raja/ratu. Mari telusuri sebagai pelajaran berharga dan kebanggaan sebagai bangsa.

Seluruh bangsa di dunia mengakui bahwa Kerajaan (Mawastpati) SriWijaya dipimpin oleh Ratu Perempuan, Maharatu SHIMAhawan. Maharatu Shimahawan wilayah kekuasaannya hingga ke Jepang, sehingga di jepang banyak nama berakhiran shima.

Selain Maharatu Shimahawan ada banyak lagi putri-putri Nuswantara yang menjadi Ratu atau Maharatu. Bila Ratu hanya mengelola satu keratuan/kadipaten, maka Maharatu menguasai dan mengelola banyak kerajaan/keratuan. Keraton Laut Selatan di Nuswantara (kini) Mahapatihnya Dewi Kadita yang terkenal dengan nama Nyai Roro Kidul dan berpakaian hijau pupus/muda beliau putri dari Medang Ghana di pelabuhan Ratu, beberapa Tumenggung: Endang Juwiri berpakaian serba kuning, Surenggana berpakaian merah, Nyai Sepet madu berpakaian ungu,Nyai Gadung Mlati berpakaian ijo gadung/tua, Nyai Blorong berpakaian juga ijo gadung dll. Beliau yang kini menjadi adipati/tumenggung tersebut masalalu di dunia juga mempunyai peran politik hampir sama, khususnya disatu wilayah tertentu (Wilayah Induk atau wilayah kadipaten/provinsi).

Feminis bukan dari luar negeri, bukan hal baru. Jauh sebelum ajaran dari sebrang datang baik dari barat maupun dari tanah arab, wilayah pemerintahan telah  menjalankan sistem kehidupan berkeadilan yang setara, semua sama dimata hukum. Bahkan dalam konteks perpajakan pun dikenakan pajak progressif. Bahkan ketika ada warga yang membayar pajak berlebihan bisa dihukum dianggap menghina Negara.

Tentang bagaimana feminisme sudah dilaksanakan dalam kearifan lokal dapat dilihat di https://wartafeminis.com/2013/04/05/revitalisasi-nilai-kearifan-lokal-mengatasi-pemiskinan-peremuan/

@umilasminah

Kedai Kopi Pojok: Kopi Nusantara di Pamulang

(Jkt 21/9/18)  Bila anda ke cafe-cafe di kota Jakarta, Tidak banyak atau jarang sekali anda temukan cafe yang menyediakan kopi robusta, dengan sajian barista. Hampir semua menyediakan kopi arabika, kopi yang digemari bangsa barat.  Namun tidak halnya dengan Kedai Kopi Pojok Pamulang. Beruntung sekali warga Pamulang dengan adanya Kedai Kopi Pojok (KKP) yang tidak hanya menyediakan kopi arabika dari berbagai daerah Indonesia namun juga menyediakan kopi robusta dari berbagai daerah di Indonesia.

Kedai Kopi Pojok adalah cafe sederhana dengan harga terjangkau  yang menyediakan makanan unik untuk kategori cafe kedai kopi. Di menunya tersedia Edamame  juga makanan lain dengan harga ramah porsi mengenyangkan. Minuman andalan kopi-kopinya disedikan dengan cara barista, oleh sang pemilik Hudiono Lamong. Ya, pria asal Lamongan ini me

jajaran biji kopi Nusantara

miliki kemampuan mengetik sepuluh jari dengan cepat, sehingga pada suatu kesempatan saya pun pernah saling mengetest kecepatan mengetik, disamping bekerja resmi kantoran di Jakarta, Lamong sekarang turut menyemarakan dunia perkopian Nusantara.

Memulai usaha kopi dengan serius dan menjadi barista otodidak mas Lamong menyajikan menu kopi terbaru Affagato yaitu kopi sebagai dessert yang dibuat dari campuran eskrim dan espresso. Sebagai seorang penggemar es krim dan peminum kopi pahit, tentunya  saya tak menyiakan kesempatan ini. Proses penyajian mulai dari menggiling/roast kopi hingga jadi Affagato tak sampai 10 menit. Cepat. Rasanya misterius, enak dingin, manis pahit. Begitu enaknya saya mencoba double shots, dua porsi.

Ada hal unik dan menarik adalah menu makanan yang disediakan mungkin akan sulit dicari di kafe lain, seperti tersedia snack yang satu porsi terdiri dari empat macam dan harganya dibawah duapuluh ribu rupiah. Juga tersedia snack dari pangan lokal singkong, cireng, sosis dan dimsum cukup mengenyangkan buat yang belum sarapan. Kedai Kopi Pojok juga menyediakan wifi dan saklar listrik. Untuk mereka yang ingin mencari suasana baru tempat ngobrol atau rapat jadi pilihan tersendiri.

Mengutamakan kualitas dan rasa kopi adalah ciri terbaik dari KKP. Kopi menjadi bagian utama dari setiap minumannya. Sehingga jumlah takaran minuman yang disajikan memiliki presentasi kopi yang kuat, tapi tidak strong, sesuai bagi yang suka minum kopi. Tidak encer seperti cafe-cafe franchise luar negeri yang harganya selangit. Bahkan menu andalannya Es Kopi Pojok atau Kopi Pojok menggunakan gula aren. Menu kopi lainnya yang unik adalah Kopi Coklat, saya sendiri pertama kali minum kopi coklat dulu dirumah teman, dan menggunakan bubuk coklat mainstream, nah di KKP ini yang coklatnya adalah coklat dari Kampung Coklat Blitar.

Jadi yang menarik dari KKP adalah kopi-kopi yang dapat disajikan justru lebih beragam dari terdaftar di menu. Bila di menu tidak tercantum kopi Bajawa, Wamena maka anda bisa memesannya karena ada disediakan dan siap diroast untuk diseduh secara barista. Bagi yang mendukung makanan dan local foods, maka pilihan mampir di KKP adalah pilihan keren, lokasinya di Pamulang Elok, anda dapat cek di maps google, bahkan salah satu produknya pun sudah dapat dipesan online transport.

Es Kopi Pojok dengan gula aren, susu dan kopi…

Itulah pengalaman pertama makan snack, dan minum kopi di Kedai Kopi Pojok. Pulang ke rumah malam hari, masih terasa kenyangnya, secara minum Affagato 2 shots 🙂 (UL)

Continue reading “Kedai Kopi Pojok: Kopi Nusantara di Pamulang”

FEMINIS Indonesia “tidak Suka Olah Raga

Pernah membaca artikel feminis di Indonesia tentang Olah Raga? Hehehe sepertinya hampir sulit menemukannya, belum ada yang menulis tentang hal tsb… Secara garis besar feminis di Indonesia tidak suka olah raga, suka dalam arti ini tidak menyukai olah raga yang mainstream (yang banyak disukai publik secara massif) termasuk olah raga berkelompok, tim atau grup seperti Volley, Sepakbola, Basket. Yoga? Renang? Bagi saya olah raga kelompok itu penting  bagi perkembangan hidup manusia selain sehat, mereka yang terlibat dalam olah raga kelompok memiliki dorongan untuk mengembangkan sifat sosial kemausiaan sesama tim. Mengenal empati, solidaritas, bersatu dan menumbuhkan sifat patriotisme (cinta pada negara/wilayah yang diwakili). Feminis di Indonesia hampir tak pernah mengangkat bagaimana diskriminasi dalam bidang olah raga terjadi. Bagaimana jumlah penonton, jumlah coveragenya, bagaimana olahraga dianggap gender base activitiesPadahal hampir semua olah raga sejatinya untuk kesehatan dan kedigjayagunaan kanuragan. Perempuan dan laki-laki dimasalalu sama-sama berkuda, memanah, silat dan lain sebagainya.

Kini ketika olah raga telah masuk ke dalam industri kapitalis yang merambah seluruh dunia, Indonesia masih jauh tertingal. Olah raga hanya bersifat karitatif seperti peringatan dan bersifat seremonial, atau bertujuan lain di luar sports seperti penggalangan dana, contohnya lari bersama memperingati Hari Perempuan Sedunia,  atau run for donation dsb. Apakah olahraga bukanlah bidang yang perlu mendapat perhatian juga dari semua kalangan khususnya Feminis yang memperjuangkan Penghapusan Seksisme dan Eksploitasi serta Penindasan? Tentu saja. Kenyataannya olahraga masih dikuasai oleh laki-laki, dalam hal penghargaan maupun coverage media. Di Amerika Serikat isu tentang perempuan berhak berolah raga secara kompetitif dan industri baru ada setelah termuat dalam UU Hak Sipil, title IX dan 1994, the Equity in Athletics Disclosure Act, sebagai Title IX the “Patsy Takemoto Mink Equal Opportunity in Education Act,” yang ditandatangani President George W. Bush. Tak heran kini Amerika Serikat menjadi salah satu Negara yang terhebat dalam perolehan medali emas untuk berbagai bidang olah raga beregu putri (Sepakbola, Volley, Baskeball). Mendapatkan Emas (6kali berturut-turut Basketball putri Olimpiade). Melihat bagaimana di Amerika Serikat sports bagian dari patriotisme (nasionalisme) bukanlah dari dukungan semata-mata Negara atas fasilitas olahraga tetapi Masyarakat dan Swasta (sponsor, penonton yang beli jersey dan pernak-pernik) itulah sesungguhnya industri yang ramah dan industri di masa depan. Bagaimana perusahaan lokal American Branded mendukung atlet dan sponsor tim yang membawa nama negara.

Pada konteks Amerika Serikat,  yang telah memiliki Regulasi olah raga yang mendukung keseteraan, pada kenyataanya atlit perempuan dipun masih mengalami diskriminasi baik dari Bayaran maupun Coverage Media. Hal ini tentu saja terjadi mengingat sistem Patriarki dalam arti sexisme masih terjadi, ketika manusia pemegang kekuasaan baik-perempuan dan laki-laki masih mempraktekkan sexisme (Bell Hooks, Feminism is for Everybody). Mengingat di Amerika Serikat olahraga/sports sangat erat kaitannya dengan entertainment (Budaya/Arts) maka mulailah perjuangan equality in pay on sports (http://www.bbc.com/sport/40299469 )untuk berapa event besar, namun liputan media massa tentang event olahraga perempuan masih kecil. Ketika ada WOMEN WORLD CUP tahun 2015 di Kanada, coba ditanyakan kepada perempuan penggemar sepakbola di Jakarta (pendukung Persija misalnya), mungkin tak tahu, karena hampir tak ada siaran langsungnya di tv di Indonesia atau swasta. Mungkin mereka yang mempunyai saluran tivi kabel bisa menyaksikan di ESPN atau Channel sports lainya.

Kembali ke negeri Indonesia, dimana klub sepakbola lokal  (daerah kabupaten, Kota, dan Provinsi) telah dikenal warga penggemar sepakbola di wilayahnya (klub Sepakbola Laki-laki). Presiden Jokowi mulai mengambil kebijakan untuk mendorong sepakbola putri. Toh Indonesia memang pernah punya sepakbola Putri ditahun 1980an. Waktu itu Mutia Datau yang cukup dikenal https://www.kompasiana.com/bungeko/muthia-datau-legenda-sepak-bola-wanita-indonesia_5509719aa333113e4b2e3a17 , dan pada masa itu enam dan olah raga antar sekolah lumayan masif. Namun keterkaitan antara Sekolah dengan prestasi olah raga hampir tak ada. Malahan ada seorang anak yang mewakili wilayahnya lomba di tingkat kabupaten dan mendapat mendali, namun tidak dihargai oleh guru olahraganya mendapat nilai buruk. Bandingkan dengan Amerika Serikat, dimana pendidikan dan olahraga itu memiliki kedekatan untuk sentimen daerah (lokasi sekolah), dan kebanggaan prestasi dan bertingkat dari SMP, SMU hingga Universitas. Tidak sulit sesungguhnya dilaksanakan bila ada kordinasi yang baik antar Instansi Departemen Pendidikan dan Kementrian Olah Raga.

Menilik tulisan kompasiana di atas tentang ketakutan Ibunda Mutia (atlit sepakbola putri) yang ketakutan anaknya menjadi tomboy seharusnya bisa dihindari. Olah Raga adalah demi kesehatan, bahkan bisa jadi profesi (mata pencaharian), bagian dari Pendidikan Karakter, sebagai bagian inti dari Budaya yang dapat mengharumkan Nama negara, hanya dengan Mendapatkan Juara/Champion atau Emas lah LAGU KEBANGSAAN INDONESIA RAYA tersiarkan di Luar Negeri dihadapan bangsa lain.  Emas yang diperoleh Perempuan atau Laki-laki semuanya didampingi LAGU KEBANGSAAN, tak ada diskriminasi terhadap patriotisme/nasionalisme. Perempuan dan Laki pembawa Nama Negara, Warga Negara Indonesia 🙂

 

tambahan: Minggu ini 19-21 Maret 2018, kompetisi Basket Putri penyisihan Piala Srikandi berlangsung di GOR Lokasari Mangga Besar Jakarta- TIKET GRATIS. Kompetisi termasuk liga yang diikuti atlet basket putri profesional .

srikandcup.com

 

 

 

 

Pesantren Kebon Sawah : Berkah Alam dalam Himpitan Perubahan

umillsSelamat Datang di  Kebon Sawah Argoekologi

Pada tanggal 5-6
Mei 2017, saya bersama Adhe dan Shiren sempat berkunjung ke Pesantren AtThariq, di Cimurugul Kelurahan Sukagalih, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Menuju ke pes antren AtThariq tidak sulit, dan ibu Nissa selaku pengampu dan pengelola akan memberi arahan jalan menuju lokasi.

Kami tiba di pesantren menjelang sore, sekitar pukul 14.30 WIB, ibu Nissa sedang istirahat bersama putri bungsunya yang biasa dipanggil Ceuceu, usia 5 tahun. Kami disambut putri pertamanya Salwaa yang mempersilahkan kami untuk istirahat di pondok. Sebuah bangunan bertingkat panggung terbuat dari bambu yang difungsikan juga sebagai musholla, ruang diskusi serta ruang istirahat di atasnya. Dipondok tersebut terdapat rumah sarang untuk beberapa ekor burung dara yang ketika kami datang sedang terbang disekitar kandang. Pondokan dikelilingi tanaman merambat serta ada pattariq1ohon mangga yang batang dan dautnya menjalar masuk sehingga jika akan naik ke atas harus melewati pohon itu. Di luarnya ada pohon pete cina yang juga menjulur-julurkan diri hendak masuk ke pondokan atas dan bawah. Menurut ibu Nissa, pepohonan yang suka dengan pondokan akan dibiarkan sebagaimana adanya, sebagai bagian hidup bersama ketersalingan.

Setelah menaruh tas di pondokan, saya dan Shiren, gadis kecil 8 tahun keluar ke sawah dimana ada beberapa anak sedang menerbangkan layang-layang berukuran cukup besar. Kita berjalan dipematang sawah dan memotret kanan-kiri, diarah kejauhan gunung dan awan. Langit cukup mendung hari itu.Kembali ke pondokan, kami disajikan minuman dari Jeruk Purut (yang buahnya keriput dan berwarna hijau tua), pohonnya ada disamping kanan pondok. Saya menyebutnya welcome drink. Disediakan gula pasir putih untuk menambah manis bagi yang tak suka asam. Saya meminum langsung seperti kebiasaan saya minum jeruk nipis dipagi hari.

Tidak Sekedar Pesantren

Tak seperti pesantren modern umumnya yang mengajari santrinya semata-mata ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, dimana santrinya mondok/tinggal dan terkungkung dalam kurikulum ketat yang tak jauh beda dari pendidikan modern umum. Pesantren AtThariq yang dipimpin oleh Nissa Wargadipura dan Ustad Ibang Lukman pamornya telah dikenal publik; tak kurang semua televisi swasta nasional telah menayangkan kegiatan hidup dan berkehidupan bersama Alam di Kebon Sawah (a.l https://www.youtube.com/watch?v=zYI1F7SETuE ). Khususnya dengan ciri para santri dan yang bertandang ke Kebon Sawah hidup bersama alam dengan alam secara alami. Ya Alami, dan Mandiri melampaui cara dan proses yang dikenal umum sebagai organik. Pesantren Kebon Sawah juga dikenal sebagai pesantren Ekologi, dimana keseluruhan proses perputaran pangan saling terkait membentuk rantai makanan yang berkelanjutan. Maka kita akan menemukan ada beberapa pohon yang daunnya bolong dimakan ulat atau hama, namun dibiarkan. Kecuali jika daunnya habis semua baru diambil langkah dengan mengatasinya menggunakan pestisida alami yang dibuat. Pestisida alami sudah tersedia dari tanaman yang tumbuh diberbagai tempat, dipinggir kolam ikan dan belut yang dipenuhi tanaman apu-apu yang berfungsi memberi makan ikan dan belut, juga bisa dimanfaatkan untuk pupuk. Sederhananya di kebon sawah semua hidup sesuai fungsi dan peruntukkannya.

Kehidupan pemenuhan kebutuhan hidup dalam lingkungan AtThariq, mungkin bisa disebut sebagai ekonomi Subsistence Perspective, yang diperkenalkan oleh Maria Mies, dimana kebutuhan hidup terutama pangan dipenuhi oleh komunitas, untuk komunitas tidak ada  produksi untuk sengaja untuk tujuan dijual (berlebih) atau diperdagangkan namun bila ada kelebihan  pangan ataupun  herbal baru akan ditawarkan kepada kawan dan kerabat yang mau “membelinya”.

Inilah antara lain praktek Subsistence Perspective .. “orang dapat memproduksi dan mereproduksi kehidupan mereka sendiri, untuk berdiri diatas kaki sendiri dan memakai suara mereka sendiri. Ketika komunitas dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa tergantung kekuatan lain atau agen lain, termasuk uang. Maria Mies menganggap subsistence perspective merupakan cara perempuan melawan globalisasi ekonomi.(Maria Mies and Veronika Bennholdt-Thomsen, 2000). Nissa Wargadipura dan Ibang Lukman adalah aktivis organisasi tani Serikat Petani Pasundan, yang memutuskan melakukan perlawanan dengan cara konkrit melawan kapitalisme pertanian yang telah merasuk di tanah Indonesia sejak tahun 1980an dengan Revolusi Hijau-nya. Revolusi yang secara tajam mencabut akar kearifan lokal dalam hal teknologi pertanian, mengganti keseluruhan cara tradisi yang bernilai tinggi dalam hal praktek teknologi tani yang menyatukan manusia dengan alam, dengan modernisassi pertanian dan memborbardir tanah dan air Indonesia dengan racun pestisida. Revolusi yang tidak hanya mencabut dan menghilangkan benih dan tanah asli dari tanah air, namun juga menghilangkan praktek budaya adiluhung dibidang pertanian; mengenali musim tananam, mengenali musim cuaca dan mengenali serta memahami hidup dan kehidupan hewan sekeliling kebon dan sawah. Tak ada istilah gulma disini. Gulmanisasi adalah istilah industri, revolusi hijau. Segala tanaman disekeliling kita, yang biasa diinjak dan dicabut, oleh Ustad Ibang diberitahu namanya, dan diminta kita melihat di google, dan terlihatlah tanaman Krokot apa yang oleh ‘pertanian modern’ dibilang “gulma” ..Google menampilkan 10 manfaat krokot…27 manfaat Sintrong dsb…

Di Kebon Sawah kita akan merasakan hawa dan udara bersih, karena semuanya alami. Sehari saja disana saya sungguh merasa segar, sehat  layaknya detoksifikasi. Makan malam kami disuguhi nasi liwet. Nasi yang dimasak dengan campuran daun salam, sereh dan telang ungu. Rasanya enak sekali, apalagi kami pun disediakan lauk ayam bakar yang dibakar dan masih segar, juga bayam paris rebus dan kecipir. Itulah rasa sesungguhnya dari kedaulatan pangan. Dimana di tanah air Indonesia, seharusnya tidak ada kelaparan, tidak ada sampah. Semua tanaman dan hewan punya manfaat dan fungsi. Kedaulatan terjadi  ketika semua mandiri dan tidak tergantung pada agen pupuk atau benih.

Makan malam yang sangat mewah. Jika dirupiahkan dan dijual dihotel mahal bisa seharga ratusan ribu 🙂 Serius. Saya bisa membedakan tekstur rasa dari bayam paris yang lebih lembut dari bayam biasa, juga kecipirnya. Yang membuat kami makan malam dengan lahap adalah sambal dabu-dabu dari tomat-tomat kecil yang dipetik oleh Ceuceu dan Shiren, dan cabe pedas yang semuanya dipetik di Kebon Sawah. Dan malam itu, sangat aneh, kami semua tidur pulas, dan tidur cepat. Inilah nasiliwet ungu yang disukai pengungsi saat banjir bandang menimpa Garut beberapa waktu lalu.   Kami masuk pondokan sekitar pukul 21.00 dan saya tidur…Namun selalu terjaga dengan suara-suara speaker dan toa yang memberitahu tentang waktu… Sejauh ini saya tidak terganggu …:-)

Sayang kami hanya bisa menginap semalam, jika  beberapa hari detoksisifkasi pasti benar terjadi.  Betapa tidak, dari cerita Ustad Ibang, seorang santri yang semula narkoba pun dapat sembuh tidak hanya karena alamnya, namun karena interaksi aktivitas berkebun: menyiapkan benih, merawat bibit, menanam, merawat dan menjaga. Berbeda dengan tatacara ‘industri’ pertanian organik yang menggunakan asupan/pupuk sebagai bahan tambahan bagi tanaman, di Kebon Sawah semua alami, berasal dari alam, hanya menggunakan tambahan ‘kotoran hewan/kambing’ sebagai pupuknya, juga sisa sayuran dan sisa makanan ‘dibuang’ bukan sebagai sampah, tapi diberikan ke tanah untuk pupuk alami. Itu yang terjadi terdap ‘piring’ panjang daun pisang saat makan dengan botram, daunnya ‘dibuang’ disamping bawah pondokan untuk berproses secara alami dengan dedauan lainnya.

Pesantren Kebon Sawah bukan sekedar pesantren, namun komunitas kecil keluarga yang memiliki harapan dan kepercayaan bahwa perubahan untuk perlawanan terhadap ‘penghancuran’ karena kebijakan pertanian dan kebijakan pendidikan modern hanya dapat dicapai melalui praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang dilakukan ibu Nissa dan Ustad Ibang bukan hal kecil, langkah dan gerak yang terus menerus memberi inspirasi (selalu berbagai pengalaman, ilmu dan pengetahuan yang dipraktekkan) dalam berbagai kesempatan, termasuk kepada para tamu yang hendak belajar Ekologi yang datang dari berbagai kalangan, dalam dan luar negeri. Termasuk para biarawati dan pastur. Menurut Ustad Ibang, beberapa waktu lalu beberapa pastur dari Taiwan, India, Jepang tinggal di KebonSawah untuk belajar dan berbagi pengalaman dan pengetahuan, sebagai bagian tugas layanan Katolik adalah Pelayanan pada Alam…

Pesantren Ekologi Atthariq terus bertumbuh dan berkembang, sudah lebih dari 500 spesies tanaman di Kebon Sawah, belum lagi di Hutan Tangoli untuk pohon-pohon besar asli Nusantara yang hendak ditanam dan dimuliakan kembali….Namun disekeliling Pesantren perumahan yang semakin merambah, pertanian industri yang tidak ramah lingkungan… Masih banyak lagi cerita dan tantangan dari  Pesantren Ekologi AtThariq untuk selalu menginsiprasi sesama…dan kita bisa terlibat langsung dalam mendukung pertumbuhannya..silahkan datang ke Kampung Cimurugul, Kelurahan Sukagalih, Kec.TarKid (Tarogong Kidul), yang lokasinya tak jauh dari keramaian kota… silahkan berinteraksi langsung dengan Ibu Nissa ke https://www.facebook.com/nissa.wargadipura

Blog at WordPress.com.

Up ↑