Menolak Wacana Utama yang Bias Kemanusiaan
oleh Umi Lasmina
Menolak wacana utama yang didengungkan, disebarluasakan media massa dengan mengacu pada:
> Usia atau umur seseorang terkait dengan kepemimpinan, atau jabatan publik. Wacana ini bisa mengkerdilkan kemanusiaan dengan dilihat dari sekedar sekedar umur seseorang, dan bukan pada substansi manusia: karya, pengabdian, kebajikan dan kebijakasanaan serta pengalaman.
> Menolak wacana dikuasai oleh nilai-nilai atau kepemimpinan seseorang dibatasi oleh jenis kelamin. Wacana yang masih memperdebatkan layak tidak layaknya perempuan menjadi pemimpin merupakan cerminan dari pemikiran sempit patriarki, pemikiran yang mengkerdilkan manusia sebatas pada jenis kelamin/
> Menolak wacana utama berbasis SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan)yang mengedepankan suku tertentu untuk mengecilkan/menutup peluang atau kesempatannya seseorang dari suku tertentu untuk menjadi pemimpin. Bila hal ini terjadi tidak hanya melegitimasi dan menyuburkan hegemoni nilai dan suku tertentu tetapi melanggar HAM dari seseorang yang divine ‘terlahir’ dari suku tertentu.
> Menolak wacana utama yang bias dan menutup peluang kesempatan para penyandang cacat untuk berbakti dan mengabdi pada negara, dengan menjadi pemimpin atau pejabat publik atau jabatan yang dikategorikan mampu dilakukan oleh orang dengan diffabel(cacat dan memiliki kemampuan tertentu)
> Menolak wacana utama mengarahkan masyaraskat untuk menjadi bias bagi kalangan agama tertentu berkesempatan menjadi pejabat publik atau pemimpin, karena hal ini tidak hanya mencerminkan kekerdilan bangsa INDONESIA yang sudah memiliki SUMPAH PEMUDA 1928,Proklamasi 17 Agustus tetapi juga melanggar HAM dan melukai hal paling prinsip dari kehidupan manusia yaitu hubungan dengan Tuhan (hablum minalloh) yang menjadi dasar kemanusiaanya.
Untuk hal-hal tersebut Indonesia telah memiliki UUD 1945 yang menjamin semua warganya WNI untuk menikmati hidup, berkarya dan mengabdi, disamping Indonesia juga sudah meratifikasi CEDAW (Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan), Ratifikasi HAM,ECOSOC, juga bagi penyandang Cacat.
Maka mari bersatu Tegakkan Nilai Kemanusiaan untuk Tegaknya INDONESIA.
Agustus 7,2009