Menguak Kebenaran Nusantara Kejayaan Negeri

Menguak Kebenaran Nusantara Kejayaan Negeri
compiled by Umi Lasmina

Bagi yang percaya bahwa Nusantara adalah Awal Peradaban Dunia, bahwa suku-suku bangsa Indonesia-Nusantara adalah orang-orang sakti (yang mampu mendirikan candi Prambanan dalam semalam), candi Borobudur (tanpa menyiksa budak), atau mendirikan piramid-piramid diberbagai penjuru negeri…

silahkan membuka http://www.lakubecik.org/

atau lihat foto2 Timmy Hartadi di facebook
atau bergabung di GregetNuswantara facebook group…baca dan cermati petunjuk Rahadyan Abimanyu dan Dewi Kamaratih

Bagi kita semua yang telah abai, lupa pada Leluhur, yang dahulu kala lahir dan besar serta menjaga tanah dan air Nusantara, sehingga kini kita menikmati tanah dan air, alam dan segala isinya,

sedang kita tidak mengenal dan tidak tahu akar, sekarang lah waktunya…

Ketidak tahuan, dan hilang ingatan atau abai pada leluhur sesungguhnya, atau sepenuhnya bukan salah bangsa ini, itulah jalannya. Dan sekarang jalan untuk mengingat kembali, mengakui dan mengangkat kembali akar ke permukaan sedang terjadi. Ratusan tahun bangsa di Nusantara dibutakan oleh Belanda dengan politik tidak hanya devide et impera, namun Belanda mengobrak-abrik sejarah, menghilangkan secara sistematis dan yang paling parah menciptakan sejarah Baru, sejarah Palsu.

Diantara Obrak-abrik Belanda adalah MENGGANTI nama gunung-gunung yang ada di penjuru Nuswantara, tentu saja Belanda dapat melakukannya ribuan gulungan rontal tertulis baik sansekerta atau Pallawa tentang sejarah Nusantara dibawa ke Negeri Belanda (meskipun tentu saja pula masih banyak yang tersembunyi di simpan Leluhur di Negeri Nuswantara dan menanti untuk dibuka. Tentu ada maksudnya. Tentu ada penggeraknya. Tak sekedar menyalahkan Belanda saat dulu itu waktunya. Namun BILA NAMA GUNUNG SESUAI ASLINYA, maka di dekat gunung-gunung tersebut Ada berdiri kerajaan atau Keraton. Bahkan posisi keraton/istana pada jaman dahulu kala berbeda, dahulu ada pakem yg menunjukkan ada sistem kekuatan empat penjuru. Seperti keraton yg ada sekarang tidak memunggungi gunung, padahal harusnya begitu, karena mencuci pusaka dibelakang keraton (dari air belerang gunung)…

BERIKUT NAMA GUNUNG GUNUNG:

Beberapa benda misterius yang terlihat terbang melayang yg diabadikan leluhur kita di candi Borobudur. Ada 2 UFO yg jelas tergambar dalam relief ini, yg pertama tepat di atas kuda yg berbentuk seperti piring terbang dan yg kedua berada di atas gajah, perhatikan kedua gambar itu, gambar UFO yg tergambar semuanya dalam posisi melayang jadi tanpa tiang penyangga ataupun tanpa tali penggantung, kedua bentuk benda ini juga membuat ketakutan 2 hewan yg tergambar (kuda dan gajah). Keberadaan kuda dan Gajah ini menunjukkan ke dua hewan ini ada di lapangan yg luas, krn bisa berlarian, sehingga tidak mungkin 2 benda misterius ini menempel pada dinding bangunan, maka kita perlu teliti ulang cerita yg ada di relief candi2 kita

1) Nama2 asal Gunung di Nuswantara : G Lawu = Mahendra, G.Muria = Retawu, G Salak = Saptoargo,G Ungaran = Sakya, G Cireme= Indrakila, G.Semeru yg skarang = Salaka, G.Gede = Agung, G.Perahu = Baitha, G.Wilis= Pawinihan, G.Kawi = Kawitan, G.Pangrango=Reksawan, G.Patuha= Malaya.Gunung salaka adanya di jawatimur

2) Gunung Slamet yg ada di Jawa Tengah dulunya adalah gunung Jamurdipa, maka disalah satu lerengnya yg mengarah ke Banyumas masih tersisa nama desa Jamurdipa, Gunung ini dikelilingi beberapa kraton: Utara Wirotho anyar, Utara timur Mahespati,Timur tempat pertapaan dan ada Wirotho kulon saat menjelang Baratayuda( perangnya sendiri di tegal kurusetra yg skarang berubah nama jadi Bagelen) serta banjarnegara,Selatan timur Dorowati(bukan Dwarawati),Selatan Purwokerto, barat selatan Indrajaya,Barat: Karang kamulyan, Banjaransari dan beberapa tempat pamoksan atau pertapaan para mantan raja,barat Utara: Mandaraka dan Medang Galungan.

ada banyak bukti pusaka, dan pustaka yang sejati, bukan pustaka asal Belanda, yang mengobrak-abrik Sejarah Nusantara, sehingga suku-suku bangsa di Nusantara tidak lagi SAKTI, melainkan baik dan patuh sehingga terjajah…

selamat menjelajahi dan mengenali diri melalui leluhur anda masing-masing, tempat anda dilahirkan atau garis keturunan anda sekalian…

agar Nusantara kembali Jaya, sebagaimana 500 tahun lalu

GUNUNG LAWU

“Mahendra” adalah nama gunung yg sekarang diubah namanya menjadi Gunung Lawu, “Giri” berarti gunung.Sehingga Mahendra Giri berarti Gunung Mahendra atau gunung Lawu, Mahendra sendiri berasal dari kata Maha Indra,.maka di puncak gunung Mahendra ada daerah yg bernama kahyangan…daerah itu adalah suku atau kaki kahyangan Tenjomoyo atau kahyangan tempat Sang Hyang Batara Indra..kraton pertama yg ada di puncak gunung Mahendra adalah kraton Purwokondo atau Purwacarito,raja yg pertama adalah Sang Prabu Makukuhan atau lebih dikenal dengan nama Sang Mahaprabu Kano..pd jaman beliaulah awal terjadinya air bah maka sejak jaman beliau di Nuswantara ini diwajibkan adanya Istana Bale Kambang. letak kraton Purwacarito ada di sekitar puncak gunung lawu sampai ke wilayah Magetan..namun di gunung Mahendra sendiri terdapat beberapa kraton dr beberapa jaman seperti Wiroto Wetan,Widoro Kandang,Widodaren,Wengker Kulon,dll…

3) Bukti-bukti lain

BUKTI Kalau Nuswantara pernah menguasai hampir seluruh dunia adalah dari nama2 Sanskrit yg ada di beberapa Negara : di Rusia ada Selo Bimo : astana(tmpat yg luas), vanavara(hutan tempat anugrah), di benua Amerika ada nama: Yukatan( ya terlihat), guatemala (papanne memala), Maya(samar), Brasil (berhasil), Lima(5), di afrika ada nama Pantai Gading, Tanjung Harapan, Kenya( perempuan muda), di Eropa ada nama: Creta(kura2) dsb (sumber facebook: @Haslinda Razalie)

4) Kisah Ramayana terjadi di Nusantara

Adipati prabu Rama itu di Bogor kratonnya di Poncowati , adipati prabu Rahwana itu di Majalengka .

Di sekitar Desa Poncowati yg ada di Bogor krn disitulah kadipaten tempat Prabu Ramawijaya memerintah, lalu datangi daerah Nagrek(nagrek artinya burung bertengger) krn disitulah perang antara Jatayu dan Rahwana saat Rahwana menangkap Dewi Shinta, juga datangi lokasi daerah Majalengka, krn disitulah kraton Mahajaya Alengka…

Bila diukur secara geografis, siapa yg melanggar batas wilayahnya yg ke 2. Maka Rama masuk Wilayah Rahwana tanpa ijin.

5) Jejak Peradaban di Sumatera

Kraton terbesar di Swarnadwipa yg kekuasaannya tercatat di serat Kandabuana adalah Kraton Lesanpura, Kraton ini seharusnya ada di sekitar Medan, maka banyak nama daerah yg mengarah pada nama2 Sansekerta disana seperti Dalam bahasa Sansekerta ditimbun itu adalah diuruk, maka perhatikan dan cermati daerah2 di sekitar Medan yg memakai nama “URUK” krn pasti ada yg tertimbun disana. Selain itu dalam melihat itu berarti ” Ndeleng” maka didaerah yg pakai nama Deleng pasti didaerah tinggi dan itu tempat pengamatan, “Tangkis” itu artinya Tanggul, Semoga juga pada paham adanya nama hamparan perak disana.

6) Atlantis ada di SINI di Nusantara

Pada Jaman Kali Yoga di Kala Dwara, terdapat kerajaan yg sangat besar dan Megah di Selatan Jawa, Kerajaan itu dipimpin oleh perempuan yg sangat cantik yg bernama Ni mas Angin2 atau Ni Mas Gilang Kencana, krn jarang keluar kraton maka disebut juga Ni Mas Pagedongan, beliau adalah putri bungsu dari Sri Aji Jayabaya. Atlantis adalah bahasa Sanksekerta Leluhur yang berarti perempuan cantik. Kerajaan ini melegenda di seluruh pantai selatan, bukti kebesarannya saat ini sudah digeser ke Mitos,dimitoskan dan diberhalakan.Tapi inilah kerajaan Atlantis yg melegenda itu…dari googleearth di koordinat 16°11’53.69″S,112°51’47.47″E ada bekas tapak tangan raksasa, sesuai cerita di pakem pedalangan serat Kandabuana saat ditenggelamkannya kraton para putri di jaman Kala Dwara trus di sekitar koordinat 14°31’8.86″S,117° 8’45.77″E juga terlihat ada seperti beteng di dasar laut yg panjangnya tak kurang dari 721 km dengan lebar 14 km,gambar itu akan jelas di eye alt:1129.34 km,dengan elev -5714 m.Beberapa teman di AL dan AU sering melihat istana emas di skitar daerah itu walaupun hanya sepintas…(Haslinda Razalie)

Ratu Kadipaten Atlantis itu kan putri bungsu-nya Sang Mapanji Sri Aji Jayabaya, Sri Aji Jayabaya (titis Sang Hyang Batara Wisnu) beristrikan Dewi Tara (titis Dewi Sri) mempunyai 4 orang anak, yaitu Angling Darma, Jaya Amijaya, Jaya Amisena dan yang bungsu bernama Nimas Pagedhongan.

Nimas Pagedhongan dikenal juga dengan nama Nimas Angin-Angin, dinamakan Pagedhongan karena waktu kecilnya lebih banyak tinggal di dalam istana/kraton (gedhong) …dan mempunyai ajian Sepi Angin (bisa berpindah tempat dalam waktu sekejap) …setelah cukup usia dinobatkan menjadi Adipati di Kadipaten Atlantis (sansekerta, yang artinya perempuan cantik) dan bergelar Kanjeng Ratu Gilang Kencana, yang setelah Atlantis di-moksa-kan ini sosok Kanjeng Ratu Gilang Kencana yang kita kenal sekarang dengan nama Kanjeng Ratu Kidul.(sumber Timmy Hartadi)

Kanjeng Ratu kidul adalah putri bungsu dari Sri Aji Jayabaya yg berpakaian serba emas makanya sering disebut nimas gilang kencana(gilang:mengkilat,kencana:emas) juga nama lainnya ni mas angin2 krn kedatangannya disertai angin, juga di sebut ni mas Pagedongan krn jarang kluar kraton, sedangkan nama aslinya adalah Dewi Atlantik maka sering dipanggil Dewi Antik, sehingga barang2 yg indah selalu dikonotasikan atas nama beliau menjadi benda Antik, di kraton Kidul ada banyak pengikut beliau, Mahapatihnya Dewi Kadita yg terkenal dgn nama Nyai Roro Kidul dan berpakaian hijau pupus/muda beliau putri dari Medang Ghana di pelabuhan ratu,beberapa Tumenggung: Endang Juwiri berpakaian serba kuning, Surenggana berpakaian merah,Nyai Sepet madu berpakaian ungu,Nyai Gadung Mlati berpakaian ijo gadung/tua,Nyai Blorong berpakaian juga ijo gadung dll….(GregetNuswantara;Batara Wisnu)

KANJENG RATU KIDUL Leluhur Prabu Airlangga

Sedangkan Sang Maha Prabu Airlangga (yang juga merupakan titis Sang Hyang Batara Wisnu) dari Kerajaan Kuripan itu 10 generasi di bawah masa-masa-nya Sri Aji Jayabaya (di dalam sejarah sekarang posisi itu dibalik dengan dibikin kesan lebih dulu Airlangga daripada Jayabaya) …jadi sebetulnya dalam hal ini …Kanjeng Ratu Kidul adalah leluhurnya Sang Maha Prabu Airlangga (sumber Timmy Hartadi)

7) GARUDA—> Kendaraan Wisnu, Lambang Negara REPUBLIK INDONESIA

(burung2 lain juga dipakai sebagai lambang Negara)

Awalnya …sesaat setelah bumi diciptakan, Sang Hyang Wening menciptakan Dang Hyang penjuru bumi …salah satunya adalah Garuda Yaksa Retna Peksi Jala Dara yang bertugas menjaga jagad awang-awang (angkasa) …dalam suatu peristiwa kemudian Garuda Yaksa akhirnya ikut kepada Sang Hyang Batara Wisnu dan dijadikan tunggangannya beliau sampai sekarang <– detail tentang ini ada di document Jagad Gumelar …untuk spesies binatang, menjadi salah satu bagian dari keseharain seorang Dewa adalah pencapaian tertinggi dan kesempurnaan tertimggi sehingga Garuda Yaksa juga dikenal sebagai raja-di-raja-nya burung …dengan fungsi awal sebagai pengawal awang-awang dan tunggangan Dewa Wisnu inilah Garuda dijadikan lambang Indonesia.

Dalam peradaban yang lain osok Garuda Yaksa inilah yang dikenal juga dengan nama Jatayu …juga selalu terdapat ornamen Garuda Mahambira yang dipahatkan di areal kraton-kraton jaman dulu, mulai dari pahatan di Sitihinggil sampai ornamen di seputar beteng kraton (Timmy Hartadi)

Info ini diperoleh Turangga Seta dengan menanyakan ke Leluhur, pada cara yg ini kita tidak boleh bicara astral, jadi harus ada real, maka leluhur yg ditanya harus mempunyai kriteria: 1.tidak buta huruf pallawa, 2.bisa bahasa sansekerta, 3.tahu lokasi situs yg dimaksud dgn bukti2 lengkap.(sumber Turangga Seta). Adapun penjelasan bukti2 terkait fungsi Turangga Seta menggunakan penjelasan ilmu science (fisika dan kimia dan lain-lain).

8) KERAJAAN MAJAPAHIT

Kerajaan Majapahit (aslinya bernama Mojopoit) itu bukan hanya ada 5 raja tetapi ada 8 raja (Brawijaya VIII) yang bertahta di tanah Jawa yang di-inisiasi oleh Raden Wijaya (Harya Sedah) seorang pangeran dari Kadipaten Magadha (sekarang Bandung) yang merupakan putra dari Adipati Panjalu yaitu Sang Prabu Siyung Wanara.

Pada saat Adeging Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya memakai gelar Brawijaya, dari bahasa sansekerta Bra = putra, Wi = paling, Jaya = unggul, atau ‘Putra yang Paling Unggul’.

Raden Wijaya atau Sang Maha Prabu Brawijaya I mendirikan Kraton-nya di Sastra Wulan (sekarang lebih dikenal dengan nama Trowulan dari Sastro Wulan).

Tahta kemudian diteruskan oleh putra angkatnya (anak dari Adipati Dandangan) bernama Jayanegara dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya II. Posisi kraton masih di wilayah Trowulan tetapi beda lokasi.

Kemudian tahta berikutnya diteruskan oleh Tri Buwana Tungga Dewi yang merupakan putri kandung dari Raden Wijaya, bergelar Sang Maha Ratu Brawijaya III. Letak kraton masih di wilayah Trowulan tapi bebeda lokasi dengan Kraton Brawijaya I dan Brawijaya II.

Berikutnya yang memegang tampuk pimpinan adalah Hayam Wuruk yang merupakan putra angkat dari Jayanegara dan putra kandung dari Sang Maha Patih Gadjah Mada, bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya IV. Letak Kraton awalnya masih di wilayah Trowulan yang kemudian memindahkan Kraton pemerintahannya di wilayah Jombang.

Kemudian tahta Kerajaan Majapahit berikutnya diteruskan oleh Damar Wulan, anak seorang rakyat biasa dari wilayah Probolinggo. Pada saat kecil di-momong oleh Gadjah Mada yang saat itu sudah menjadi pertapa di Madakaripura. Damar Wulan kemudian bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya V atau Kertabumi, mendirikan Kraton-nya di lereng Gunung Kelud di wilayah Puncu – Kediri.

Berikutnya yang meneruskan adalah putra dari Kertabumi yang dikenal dengan nama Bre Pamotan, Bre dari bahasa sansekerta yang artinya keponakan, pada saat usia muda beliau dididik oleh Adipati Pamotan maka kemudian lebih dikenal dengan nama Bre Pamotan dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VI. Letak kraton masih di lereng Gunung Kelud tapi berbeda lokasi dengan Kraton ayahanda-nya.

Setelah itu wahyu keprabon jatuh kepada putranya yang bernama Girincya Wardhana dan lebih dikenal dengan nama Bre Wengker (pada saat usia muda dididik oleh Adipati Wengker atau sekarang yang bernama Ponorogo). Bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VII dan mendirikan Kratonnya di wilayah Widodaren – Ngawi.

Tahta kemudian berpindah ke putranya, yaitu Pangeran Girindra Wardhana yang sering juga disebut dengan Batara I Kling. Disebut Batara karena kesaktian beliau sudah sekelas Batara, I = dari, Kling = Keling, artinya Batara dari wilayah Keling. Bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya VIII dan letak Kraton-nya ada di daerah Keling di lereng Gunung Kelud.

Pada masa Brawijaya VIII inilah Kerajaan Majapahit surut karena kudeta dari anak angkatnya. Padahal wahyu keprabon sudah jatuh ke tangan putra Bali, yaitu Adipati Asmara Pura (sekarang bernama Semanapura atau Klungkung). Setelah tanah Jawa jatuh, Adipati Asmara Pura tetap mempertahankan wahyu keprabon-nya dan bergelar Sang Maha Prabu Brawijaya IX dengan pusat pemerintahannya ada di Asmara Pura – Bali. Itulah yang membuat kenapa Bali sampai sekarang masih cukup kental tradisi-nya.

Dari proses turunan tahta Kerajaan Majapahit jelaslah bahwa menjadi raja berikutnya tidak selalu harus anak kandungnya. Di Nuswantara siapapun berhak mendapat ‘wahyu keprabon’ sesuai dengan ‘laku’ dan bimbingan dari ‘pamong’ leluhur bangsa, terbukti Damar Wulan yang hanya anak kebanyakan dari rakyat biasa dapat menjadi Raja tertinggi di Nuswantara.

Distorsi juga sangat kental terjadi di sejarah luhur ini, sekarang dikenal oleh umum Kerajaan Majapahit hanya sampai 5 Raja saja, bahkan Kertabumi atau Sang Maha Prabu Brawijaya V tetap ditulis dalam sejarah resmi tetapi nama aslinya yaitu Damar Wulan telah digeser ke mitos.

Dan kalau diteliti lebih mendalam, dalam hirarki asli peradaban Nuswantara sebetulnya tidak ada Kraton yang diwariskan, karena setiap Raja akan membuat Kraton-nya sendiri dan akan memuliakan Kraton pendahulunya, ini disebabkan karena setiap Raja Nuswantara mempunyai panji-panji-nya sendiri sesuai dengan sosok Dewa yang memomong mereka.

(Sumber Timmy, Turangga Seta)

Kanjeng Ratu kidul adalah putri bungsu dari Sri Aji Jayabaya yg berpakaian serba emas makanya sering disebut nimas gilang kencana(gilang:mengkilat,kencana:emas) juga nama lainnya ni mas angin2 krn kedatangannya disertai angin, juga di sebut Ni mas Pagedongan krn jarang kluar kraton, nama aslinya adalah Dewi Atlantik sehingg dipanggil Dewi Antik, sehingga barang2 yg indah dikonotasikan atas nama beliau menjadi benda Antik, di Kraton Kidul banyak pengikut beliau.

TRIWIKRAMA adalah salah satu teknologi mulia tiada tara yang diturunkan oleh Sang Hyang Batara Wisnu kepada para leluhur kita, suatu bentuk teknologi yang dapat merubah diri menjadi dimensi ketiga yang salah satu bentuknya adalah badan membesar mencapai setinggi tujuh anakan gunung. Melalui proses sebuah laku, dapat berbahasa sansekerta luhur, tuntunan, dan password khusus itulah para leluhur kita membangun bangunan-bangunan yang sangat besar dan megah dalam sekejap, termasuk ‘gugur gunung’ untuk menutupi bangunan-bangunan itu dari peradaban yang anarkis. Salah satu bentuk Triwikrama leluhur kita dulu pada saat membangun sebuah menara dapat ditemui di salah satu relief yang ada di Candi Penataran.

Orang Indonesia sesungguhnya dan bukan yang…

BUKAN INDONESIA Tidak benar. Orang Indonesia sesungguhnya bukan seperti itu. Tidak benar Orang Indonesia tidak suka main hakim sendiri. Apalagi mengusir orang-orang yang beribadah dan masih percaya Tuhan. Kalau pun ada orang yang membakar Rumah Ibadah, tempat suci, atau kitab suci itu BUKAN Orang Indonesia.

Orang Indonesia ramah, tidak bodoh dan suka membantu yang lain. Orang-orang yang melihat terjadi musibah atau kecelakaan di jalan raya tetapi tidak menolong yang lainnya itu bukan sifatnya Orang Indonesia. Mereka pasti akan menolong, tapi belum tergerak. Pastinya mereka yang tidak sempat menolong akan memikirkan terus kejadian yang baru saja terjadi dan menyesal tidak bisa menolong, karena mayoritas orang-orang yang lewat dan lalu-lalang berkendara di jalan raya adalah Orang-orang Indonesia.

Orang Indonesia adalah pekerja keras. Orang-orang Indonesia yang bekerja dan meninggalkan tanah air karena disewa bekerja di luar negeri, dan tinggal menetap di luar padahal mereka orang-orang pintar dibidangnya: Bidang Science (fisika, kimia, farmakologi, geologi, biologi, ilmu sosial) yang bisa saja tinggal dan bekerja di Indonesia, mereka tetap orang Indonesia, Cuma kadarnya yang kalah dengan penderitaan. Orang Indonesia ingin bahagia.

Masalahnya sejak jaman Soeharto, orang Indonesia banyak yang berubah menjadi orang Asing. Hal ini karena Soeharto membuat semua yang bisa digali dan diberi, hanya diperuntukkan kepada orang Asing. Akhirnya peneliti orang Indonesia hampir tidak diperhatikan. Kebudayaan Indonesia tidak diperhatikan.

Beda sekali saat Jaman Soekarno. Habibie dikirim sekolah ke Luar Negeri agar kembali mengabdi bagi Negara. Orang-orang pandai dari berbagai partai dikirim ke luar negeri untuk sekolah atau bekerja. Orang-orang Indonesia ini dikirim ke China, Kuba, Venezuela, Perancis dan lain-lain.

Orang Indonesia yang sesungguhnya khususnya laki-laki adalah orang-orang yang egaliter, yang menghargai perempuan dan tidak mau menang sendiri. Orang-orang Indonesia seperti inilah yang membuat Nusantara yang semula terjajah dengan raja-raja dan penguasa yang bersebaran di mana-mana dapat menyatukan diri menjadi Negara Indonesia, satu kesatuan Negeri beradministrasi dan hukum baru yang modern.

Orang Indonesia adalah orang-orang yang gigih, dan rajin bekerja. Orang-orang Indonesia itulah orang yang sukses menjadi pengusaha dengan keringat sendiri, meneruskan usaha keluarga dengan jujur atau berusaha sendiri banting tulang di jalan menjajakan dagangan.

bersambung @Umi Lasminah

Orang Indonesia

Orang Indonesia

Oleh Umi Lasminah

Sebagai orang Indonesia, warga negara atau penduduk yang tinggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan sebagai perempuan Indonesia, saya bangga dan senang, dengan tentunya banyak prihatin. Prihatin sebagai perempuan, di Indonesia sama halnya dengan di negara lain di dunia sekarang ini, perempuan masih terdiskriminasi, karena jenis kelaminnya.

Akan tetapi saya bangga, karena punya presiden Perempuan, Megawati Soekarnoputri. Ia mungkin salah satu dari perempuan pasca kemerdekaan yang pada masa Orde Baru mendapat perlakuan DITINDAS rezim TENTARA–Orde Baru, dukungan Amerika Serikat. Ada banyak perempuan yang juga ditindas, mereka adalah  istri atau kerabat para aktivis Komunis, ataupun bukan kerabat atau istri komunis, atau ormasnya. Megawati mengalami penindasan karena ia anak Soekarno.Dari semua pemimpin Partai Politik yang ada sekarang, yang jumlahnya lebih dari 40 partai hanya Megawati yang mengalami penindasan, penghianatan bertubi-tubi.

Apapun yang terjadi pada para pemimpin Indonesia, sebagai rakyat Indonesia saya sama halnya dengan rakyat Indonesia lainnya menjalani kehidupan apa adanya, cenderung menerima apapun kebijakan yang di’impose’ diterapkan pada kita ‘rakyat’-nya dengan persetujuan kita atau tidak.

Orang Indonesia sehari-harinya menjalani rutinitas yang sederhana, hampir sama. Bangun pagi, bagi perempuan tentu ditambahkan dengan membereskan rumah, memasak, menyiapkan makan, bersiap kerja, berangkat kerja dengan kendaraan umum dan siap berdesakan di bis (karena pagi-pagi jam masuk kantor pasti bis penuh sesak), lalu tiba di kantor atau pabrik bekerja sebagai bawahan dan bukan bos. Di tempat kerja makan siang biasanya orang Indonesia, khususnya yang tinggal di kota akan makan di warung yang ada di dekat kantor (dipinggir jalan), warung makan ini penjualnya umumnya berasal dari Jawa. Ada juga satu dua orang Indonesia yang bekerja dan membawa bekal makan siang, sehingga lebih murah dan irit. Disamping berkendaraan umum, sekarang ini, terutama sejak tahun 2004 banyak orang Indonesia punya motor, sehingga jalan-jalan raya di pagi hari, pada saat orang berangkat ke kantor akan dipenuhi sepeda motor para pekerja. Di daerah pertanian, dan pegunungan sepeda genjot tetap merupakan kendaraan yang mengantarkan ke tempat kerja di perkebunan, pabrik atau sawah dan hutan. Orang Indonesia lainnya di Jakarta dan sekitarnya tak sedikit yang menggunakan angkuta kereta api, atau kereta listrik.

Orang Indonesia adalah pekerja keras, kreatif namun sekali lagi cenderung menerima ‘nrimo’. Entah kecenderungan sikap ini didapat dari mana, namun ‘nrimo’ ini selalu membuat orang Indonesia sengsara.

Orang Indonesia Pekerja keras dapat kita temui setiap hari di jalan-jalan, di warung-warung, di pasar, di antara bangunan-bangunan tinggi yang sedang dibangun oleh para pekerja, buruh bangunan ‘kuli’ yang berasala dari penjuru Jawa dan upah yang kita tak tahu berapa layaknya. Di jalan-jalan kita lihat dan kadangkala membeli makanan asongan: kacang, kerupuk, manisan buah dan minuman. Para pedagang pekerja keras inilah ciri Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang berusaha survive di Negeri yang Kaya tetapi Tak Berdaya ini. Mereka tentunya ingin pekerjaan yang lebih menghasilkan uang, dibanding menjadi pedagang asongan yang mungkin untungnya Rp.10.000,- sehari saja sudah bagus. Orang-orang Indonesia adalah orang-orang kreatif, ada banyak mainan anak yang dibuat oleh orang Indonesia bagus, murah, tetapi tidak berbahaya. Ada mainan dorong terbuat dari bahan bekas sendah jepit yang dikaitkan dengan bambu yang bila didorong akan berbunyi. Anak-anak memang paling senang mainan yang memiliki bunyi-bunyi. Atau mainan dari busa yang didapatkan dari bekas gabus atau busa bekas penahan alat elektronik yang disisipkan di kardus. Dengan bungkus plastik panjang, dimasukanlah air lalu dimasukan busa gabus itu, jadilah turun naik busa itu didalam plastik panjang.

‘Nrimo’ ini seperti saat BBM dinaikan, saat harga gas dinaikan atau ketika listrik dan air minum juga dinaikan. Yang lebih parah lagi manakala pendidikan berbiaya mahal. Meskipun anggaran Nasional Pemerintah untuk pendidikan cukup besar (melebihi anggaran Kesehatan) realitasnya rakyat Indonesia masih harus membayar mahal untuk menyekolahakan anaknya. Sikap ‘nrimo’ orang Indonesia juga ditunjukkan dalam kehidupan sedeharna keseharian, misalnya, suatu hari pergi ke swalayan kecil sebut saja Alfa Mart, di toko swalayan tersebut mesin penghitung uang rusak maka harga-harga semua dibulatkan ke lebih tinggi, misalnya harga minuman yang semula Rp.1335,- menjadi Rp.1500,- tak ada yang berani protes atau menolak pelayanan ini…itulah orang Indonesia. Saya termasuk yang berani bertanya dan mempertanyakan hal tersebut, dan pramuniaga di toko tersebut tanpa bersalah cuma bilang mesinnya rusak jadi dibulatkan. “Lho yang rusak mesin tokonya kok yang kena biaya kita.”

Orang Indonesia juga terkenal karena keramahannya dan keterbukaannya. Ini sesungguhnya merupakan ciri yang diturunkan dari jaman nenek moyang ratusan tahun lalu. Sebelum Negara Indonesia berdiri, bangsa Indonesia menyatukan diri, suku-suku bangsa Indonesia yang dipimpin oleh Raja-raja dan Ratu-ratu Nusantara adalah orang-orang yang terbuka yang menerima para tamu dengan baik, membiarkan tamu-tamu memperkenalkan budaya mereka, mencampurkan budaya dan masyarakat, mengijinkan kawin campur. Bahkan agama-agama yang lebih dahulu ada di Nusantara kemudian hilang dan berganti pun akhirnya tetap menjadi bagian ‘eksistensi’ Indonesia yang termaknakan dalam Pancasila.

INI INDONESIA

INI INDONESIA

Ini cerita untukku, untuk cucu, cicit dan buyutku:

Indonesia adalah:

orang-orang;

bangsa, suku;

warna-warna kulit;

jenis-jenis rambut;

berbagai bentuk hidung;

beragam bentuk rahang;

bermacam kelopak mata;

tak sama, tak beda

tak apa-apa

itulah Nusantara

Indonesia adalah:

orang-orang beradab

berpakaian, berbaju, berkain

rumbai-rumbai, kebaya, koteka,

kerudung, selendang, sarung, kopiah, sorban,

berlipat, longgar, ketat,

tenun, rajut, jahit, cetak, mesin, batik, sulam, barokat

warna warni, panjang, pendek, sedang

tertutup, terbuka

berbeda bersama

tak apa-apa

menjadi, membagi, biasa, gotong royong
arisan, beran jumputan

itu Nusantara

Ini adalah Indonesia

Masjid besar puluhan meter dari Gereja besar

di kota Terbesar

Ini adalah Indonesia

Ada mushola di gedung-gedung di plaza-plaza

langgar, mesjid, pesantren

antara

pura dan kuil-kuil

tak sedikit tak banyak

tak apa-apa

Tuhan Maha Esa Memberinya

Negara Satu di Nusantara

Ini adalah Indonesia

ramah sapa, gotong royong

cinta dan hormat sehari-hari

tak pura-pura, tak tulus

tak apa-apa

berlebih doa dari hina

Ini adalah Indonesia

dijajah pernah, ditindas sudah

saat tak punya apa-apa

dari penjara duka dibuang

tercatat data terungkap fakta

pidato,

bambu runcing,

dan kertas perjanjian

memimpin bangsa pendiri negara

bersama rakyat bersama tentara

darah membasuh tanah Merdeka

susah senang jadi Negara

itulah Indonesia,

dari tiada

menjadi ada

tak apa-apa menderita

harap Merdeka jadi bahagia

Ini adalah Indonesia

BBM naik harga naik

orang muda berguguran

pengangguran

kemiskinan

itu belum apa-apa

Inilah Indonesiaku,

Inilah Indonesiamu,

Itulah Indonesia Kita, cinta kita

Siapa berani mengganti

Mari hadapi sama-sama

Indonesia Kita, Tanah Air Beta

Bhineka Tunggal Ika perekatnya

Pancasila penjaganya

Ada dihati, jati dijiwa

Menghalau dusta sama-sama

ubah ragam jadi seragam

Blog at WordPress.com.

Up ↑