Perempuan di Cuba dan Jaminan Kesetaraan

Jakarta, 29 Agustus 2013, Kalyanamitra yang berkantor di Jl.SMA 14 Cawang menyelenggarakan Diskusi Diskusi Women in Cuba: The Making Revolution within Revolution dengan menghadirkan Mary-Alice Waters, President of Pathfinder Press bersama dengan Duta Besar Cuba untuk Republik Indonesia Ibu  Enna VIANT.

Diskusi mempaparkan bagaimana perjuangan Revolusi Cuba yang dimotori oleh Fidel Castro sejak awal sudah mengedepankan perjuangan bersama perempuan dan laki-laki. Perjuangan yang terus dipertahankan sebagai semangat untuk kesejahteraan bersama dan menjamin hak warga negara bersama, termasuk hak perempuan di bidang politik dan kehidupan domestik yang dilindungi dan dijamin negara. Kehidupan politik perempuan di Cuba termasuk yang termaju, Cuba adalah Negara pertama yang meratifikasi Konvensi CEDAW (Convention on Elimination and Discrimination against Women) dan juga merupakan negara dengan keterwakilan perempuan di Parlemen nomor 3 di dunia, yaitu 48% nomor setelah Swedia dan New Zealand. Sedangkan bagi kehidupan domestik, keluarga perempuan dan laki-laki mempunyai hak sama dalam cuti melahirkan. Cuti melahirkan diberikan negara 1 tahun, boleh memilih apakah ibu atau ayah yang mengambil cuti untuk merawat anak pasca melahirkan. Kehidupan keluarga lainnya antara lain adalah bila belanja maka perempuan/laki-laki yang akan berbelanja hanya menaruh daftar di kantong, dan tinggal mengambil dan membayarkannya setelah semua diisi oleh petugas supermarket. Pelayanan kesehatan di Cuba adalah yang terbaik di dunia, usia hidup juga paling panjang di dunia, sehingga jumlah warga berusia lansia cukup banyak.

Selama ini publik Indonesia termasuk perempuannya, lebih banyak mendengar informasi negatif tentang Cuba, Cuba dianggap sebagai negara diktator dan tidak demokratis karena model Pemilu dan pemilihan presiden yang berbeda dengan demokrasi liberal barat. Padahal berbeda demokrasi negara Barat (Amerika Utara-Eropa Barat) demokrasi di Cuba adalah demokrasi Partisipasi, bukan demokrasi perwakilan. Pada saat revolusi, keikutsertaan perempuan, baik LGBT (Lebian Gay Bisexual and Transgender) pun sama. Dan informasi negatif tentang perlakuan LGBT dari barat tidak benar, adalah Mariela Castro, yang merupakan putri dari Presiden Cuba, Raul Castro yang gencar memperjuangkan hak-hak LGBT. Bagi LGBT pemerintah Cuba menyediakan pelayanan operasi pergantian kelamin lengkap dengan dampingan psikologi. Hingga kini Cuba adalah salah satu negara sahabat Indonesia yang terlihat berjarak dalam arti informasi tentang Cuba masih minor dan negatif. Hal ini karena Indonesia menggantungkan informasi lebih banyak dari perspektif dan media Barat (baca Inggris, Amerika Serikat dan sekutunya) Acara yang dilakukan Kalyanamitra (kalyanamitra.or.id)  ini cukup membuka wawasan tentang bagaimana kesetaraan perempuan dan laki-laki Cuba. ( UL)

Dari kiri ke kanan, Ibu Duta Besar Enna Viant, penterjemah Daru, Ibu Mary Alice-Waters dan Listyowati Ketua Kalyamitra
Dari kiri ke kanan, Ibu Duta Besar Enna Viant, penterjemah Daru, Ibu Mary Alice-Waters dan Listyowati Ketua Kalyamitra
Suasana Diskusi ttg Perempuan di Cuba
Suasana Diskusi ttg Perempuan di Cuba
Berfoto bersama peserta diskusi
Berfoto bersama peserta diskusi

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑