APAKAH FEMINIS INDONESIA NETRAL DAN TAK SADAR JERATAN KAPITALIS

APAKAH FEMINIS INDONESIA NETRAL DAN TAK SADAR JERATAN KAPITALIS

Sepanjang saya menjadi penulis feminis, saya terlibat dalam berbagai kesempatan dengan para perempuan yang mempromosikan kesetaraan gender namun banyak diantaranya enggan menyebut diri sebagai feminis. Itu bagi saya adalah kelemahan tersendiri. Yang kedua, dari berbagai tulisan atau paparan tentang hal yang ditentang dan ingin dilawan oleh kalangan aktivis perempuan itu, umumnya mereka tidak secara langsung memasukkan wacana perlawanan terhadap Patriarki yang kapitalistik.

Paling banyak hanya menempatkan kondisi sekarang sebagai hal yang terpisah dari sistem kapitalisme. Saya selalu menganggap bahwa para aktivis perempuan yang memperjuangkan kesetaraan masih ‘feminis’ in the closet, atau paling tidak feminis liberal tetapi tidak menyadarinya.

Feminis liberal paling realistik dan paling nyata adalah ketika mereka menerima mentah-mentah ajaran para feminis dari Amerikat terkait konsep diri perempuan pribadi dengan tidak mengaitkannya dengan konteks sosial politik perempuan tersebut. Pada titik ini seksisme adalah internalisasi politik ideologi yang tidak disadari oleh laki-laki dan perempuan. Seksisme tumbuh subur di dalam pikiran sehingga tidak disadari. Oleh sebab itulah Catherine Mackinnon melukiskan perjuanan perempuan pertamakali adalah consciousness raising, kebangkitan kesadaran akan adanya seksisme di dalam kehidupan manusia dan sadar serta berjuang untuk melawannya. Pikiran seksisme melahirkan sexual inequality. Ketidaksetaraan berdasarkan jenis kelamin.

Jenis kelamin perempuan dan laki-laki sebagai bentuk biologis lalu dikonstruksi sosial menjadi gender–peran yang dilekatkan pada jenis kelamin tertentu, dan peran tersebut diabadikan, lalu dirangking. Peran ini kemudian membeku dan baku, lalu ditempeli embel-embel kodrat, status dst yang memapankan ketidaksetaraan, adanya ketidak adilan..

Feminis Indonesia

Feminis Indonesia banyak, mulai dari sebelum Kartini hingga kini. Namun, siapa yang diantaranya mempunyai kepekaan pada penindasan ekonomi yang sistemik jarang. Memang benar adanya yang seperti dinyatakan oleh Charlotte Perkins Gilman dan Carole Pateman bahwa seks/jenis kelamin membentuk desain “ekonomi” pada manusia perempuan.

@Bersambung, Umi Lasminah, November 2011, 18

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑